JAKARTA, KOMPAS.com - Virus Corona atau Covid-19 yang kini merebak di Indonesia mengakibatkan banyak orang merugi.
Pasalnya saja untuk memutus penyebaran Covid-19 Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terus mengimbau masyarakat untuk melakukan phyisical distancing (jaga jarak fisik) dengan berdiam diri di rumah.
Bekerja, beribadah hingga belajar di rumah.
Baca juga: UPDATE: 18.077 Warga Jakarta Jalani Rapid Test, 299 Orang Dinyatakan Positif Covid-19
Karena imbauan Pemerintah Pusat untuk berdiam diri tersebut, sejumlah event yang menimbulkan kerumunan harus terpaksa dibatalkan.
Tidak hanya event organizer (EO) saja yang merugi dalam hal ini, musisi yang telah diundang ke event tersebut pun merugi karena tak bisa lagi manggung.
Seperti salah satu kelompok musik Indonesia, The Groove telah membatalkan lima event untuk manggung.
Lima event yang dibatalkan itu rata-rata ditunda hingga hingga situasi benar-benar kondusif. Ada pula yang benar-benar batal manggung.
“Kalau dari pengumuman untuk bekerja di rumah sekitar 5 Maret 2020 ada lima manggung yang cancel postpone (menunda) dan cancel begitu saja ketika enggak masuk timeline client,” ujar Marcom Direktur, Alditama kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).
Alditama mengaku dari lima event yang dibatalkan, pihaknya telah merugi hampir ratusan juta.
Diakuinya pemasukan seluruh tim produksi hingga anggota grup The Groove hanya dari uang kas yang selama ini dikumpulkannya setiap manggung.
“Pemasukan saat ini kita ada uang kas, makanya kita mengandalkan uang kas. Uang kas kita juga lumayan. Oh iya, ini juga ngasih santunan ke beberapa tim produksi. Kemaren kita dapat royalti dari beberapa album yang lama sama seni musik, cuma jumlahnya enggak seberapa. Tapi bisa tambahin uang kas,” kata Alditama.
Ia mengatakan, mengandalkan tabungan dari fee atau bayaran manggung adalah salah satu tips bagi pekerja event atau musisi di dalam situasi sulit seperti kondisi pandemi seperti ini.
Sehingga bisa tetap survive menjalani hari-hari seperti biasanya meski tak ada lagi pemasukan yang datang.
“Ini penting bahwa masa-masanya musisi atau pekerja event yang ngalami masa masa epic-nya bisa buat nabung, jadi berasanya buat sekarang nih. Beberapa personel kita pun punya tabungan, kita menyisihkan tabungan, jadi kita bisa survive," kata Alditama.
"Tapi pastinya enggak akan bisa lama. Itu juga tiga sampai empat atau tiga bulan ke depan,” tambah dia.