BEKASI, KOMPAS.com - Sampah bambu menumpuk di aliran Sungai Cikeas, tepatnya di sekitar Jembatan Puri Nusaphala, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Sampah-sampah bambu tersebut dikhawatirkan bisa menyumbat aliran sungai dan mengakibatkan banjir.
Karena itu, tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi bersama Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) kerja bakti membersihkan tumpukan sampah itu.
"Tahun ini sudah tiga kali sampah menggunung di aliran Sungai Cikeas. Tahun lalu, kejadian serupa terjadi sebanyak 13 kali maka memang harus rutin dibersihkan," kata Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman, elalui keterangan tertulis, Rabu (1/4/2020).
Baca juga: Sampah Bambu Sumbat Bendungan Koja Bekasi, 4 Perumahan Terancam Banjir
Puarman mengatakan, walau pembersihan tumpukan bambu di sungai Cikeas dilakukan dengan kerja bakti, peserta tetap jaga jarak satu sama lain untuk menghindari merebaknya virus corona di wilayah itu.
Puarman mengatakan, pembersihan sampah bambu itu mesti dilakukan, bila terlambat, gunungan sampah berpotensi menimbulkan banjir di perumahan Vila Nusa Indah 3 di Kabupaten Bogor dan Puri Nusaphala di Kota Bekasi.
"Bila terjadi banjir, kondisi akan semakin berbahaya karena bisa terjadi kerumunan orang di tengah mewabahnya Covid-19. Karena itu, gerakan bersih-bersih kali ini sangat penting karena menyangkut nyawa banyak orang," kata Puarman.
Ia mengatakan, pihaknya telah berulangkali meminta pemda agar turun tangan menyelesaikan penyebab sampah bambu yang kerap terjadi. Namun, hingga kini solusi belum ditemukan.
Sumber sampah bambu, menurut data KP2C, 50 persen berasal dari Kabupaten Bogor, 25 persen Depok, dan 25 persen dari Kota Bekasi.
Baca juga: 3 Fakta Tumpukan Sampah Bambu di Kali Cikeas, Bekasi
“Jadi harapannya harus dicari akar permasalahan kenapa sampah bambu terus menerus di Sungai Cikeas itu. Sehingga kita tidak harus terus menerus membersihkan sampah bambu itu,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.