Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2020, 06:01 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2 penyebab coronavirus disease atau Covid-19 terus meluas di Indonesia.

Angka kasus positif Covid-19 dan kematian bertambah hari ke hari.

Pemerintah berulang kali meminta masyarakat untuk tetap berada di rumah, mengisolasi diri dari keramaian.

Sikap disiplin masyarakat diharapkan dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 di Tanah Air.

Baca juga: Suara Sopir Ojol: Penghasilan Menurun Drastis, Khawatir Keluarga, hingga Harapan Perginya Virus Corona

Namun, tidak seluruh profesi bisa menjalankan imbauan tersebut. Sebagian pekerja harus tetap berhadapan langsung dengan masyarakat.

Pramugari dan Pramugara, salah satunya. Kekhawatiran tertular menghantui mereka selama menjalankan tugas.

Pratama, buka nama asli, misalnya. Pramugara salah satu maskapai Indonesia itu mengaku khawatir tiap berangkat kerja.

Meski jumlah penumpang sudah menurun dari biasanya, ia tetap harus terus berinteraksi dengan penumpang yang tidak diketahui kondisinya.

“Yang pasti kita menerapkan social distanting di pesawat sih. Jadi tiga bangku hanya diisi dua penumpang. Lalu kami juga yang terus memantau kondisi apakah ada gejala seperti Covid-19, nah ini berisiko,” ucap Pratama kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).

Baca juga: UPDATE: 741 Pasien Positif Covid-19 di Jakarta, Sebaran Meluas ke 6 Kelurahan Ini

Ia khawatir dengan pekerjaannya yang memiliki risiko tinggi, namun tak ada kebijakan pengurangan jam kerja. Ia tetap harus terbang ke beberapa kota di Indonesia.

“Kalau dibilang khawatir, ya pasti maunya juga di rumah saja. Tapi kan kalau pekerjaan saya tidak bisa dibawa ke rumah. Apalagi kan saya banyak tanggungan, cicilan dengan gaya hidup sekarang. Kalau enggak terbang, gak digaji, sayangnya tidak bisa bayar cicilan deh,” ujar Pratama.

Cemas

Tiap kali berada di pesawat, ia seolah menyerahkan kondisi tubuhnya ke semesta.

Pasalnya, ia tidak bisa memastikan semua penumpang benar-benar dalam kondisi sehat atau tidak menjadi pembawa Covid-19.

“Kita enggak tahu juga karena sebenarnya udah lewat pemeriksaan kesehatan, tapi bisa aja lolos seperti kasus waktu awal mula diumumkan kasus Covid-19 pertama kali di Indonesia,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

Megapolitan
'Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian...'

"Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian..."

Megapolitan
Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Megapolitan
Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Megapolitan
Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Megapolitan
Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Megapolitan
Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com