BEKASI, KOMPAS.com- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku saat ini pihaknya masih kekurangan alat rapid test.
Adapun, alat rapid test yang diterima oleh Pemerintah Kota Bekasi sebanyak 3.000 set.
Ia mengatakan, hingga kini pihak Pemkot Bekasi masih melakukan pemeriksaan cepat terkait virus corona.
“Masih lah (masih kurang), orang cuma 3.000,” ujar Effendi atau Pepen sapaan akrabnya, Kamis (2/3/2020).
Alat rapid test ini masih kurang karena jumlah warga di Kota Bekasi lebih banyak dari jumlah alat tersebut yaitu 2.300.000 jiwa.
Baca juga: Bima Arya Tunggu Hasil Swab Kedua untuk Dinyatakan Sembuh Covid-19
Pemeriksaan saat ini diutamakan bagi mereka yang ODP, PDP, tenaga medis, camat, lurah, polisi, TNI, dan beberapa orang yang kerap berinteraksi dengan masyarakat.
“Sisa 200 lagi, kalau Pak Gubernur masih ada stok lagi kita berapa pun kami terima. Kami siap bekerja, jalan, tapi semakin banyak di-rapid, semakin tinggi data penyebarannya,” kata dia.
Ia mengatakan, rapid test yang dilakukan membuat jumlah kasus Covid-19 di Bekasi semakin bertambah.
Hal itu karena masih banyak warganya yang terus berinteraksi dan berpergian ke luar Bekasi.
“Mungkin di sini (Bekasi) sudah bergeser epicentrum dari Jakarta karena kita (Bekasi) melonjak, melonjak, melonjak Covid-19,” ucap dia.
Baca juga: Pemkot Bekasi Bentuk RW Siaga untuk Batasi Pergerakan Warga
Ia mengatakan telah melakukan beberapa upaya untuk menekan angka Covid-19 di Bekasi. Misalnya, dengan melakukan pemeriksaan ketat di wilayah perbatasan.
Lalu Pemkot juga membentuk RW Siaga. Konsep RW Siaga adalah bagaimana lingkungan masyarakat dimulai dari RW yang secara swadaya mengarantina sendiri wilayahnya.
Sehingga warga di lingkungan RW tersebut tidak bisa sembarangan keluar masuk tanpa seizin RW atau penjaga di kawasan tersebut.
“Bapak (Wali Kota) juga bentuk Siaga RW, yang kata para ahli itu paling efektif mengerem perkembangan (kasus Covid-19) ini adalah rumah ke rumah,” kata Pepen.
Ia berharap dengan berbagai upaya tersebut bisa menekan angka Covid-19 di Kota Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.