Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Alat Rapid Test, Wali Kota Bekasi: Kalau Pak Gubernur Masih Punya Stok, Berapa Pun Kami Terima

Kompas.com - 02/04/2020, 18:58 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku saat ini pihaknya masih kekurangan alat rapid test.

Adapun, alat rapid test yang diterima oleh Pemerintah Kota Bekasi sebanyak 3.000 set.

Ia mengatakan, hingga kini pihak Pemkot Bekasi masih melakukan pemeriksaan cepat terkait virus corona.

“Masih lah (masih kurang), orang cuma 3.000,” ujar Effendi atau Pepen sapaan akrabnya, Kamis (2/3/2020).

Alat rapid test ini masih kurang karena jumlah warga di Kota Bekasi lebih banyak dari jumlah alat tersebut yaitu 2.300.000 jiwa.

Baca juga: Bima Arya Tunggu Hasil Swab Kedua untuk Dinyatakan Sembuh Covid-19

Pemeriksaan saat ini diutamakan bagi mereka yang ODP, PDP, tenaga medis, camat, lurah, polisi, TNI, dan beberapa orang yang kerap berinteraksi dengan masyarakat.

“Sisa 200 lagi, kalau Pak Gubernur masih ada stok lagi kita berapa pun kami terima. Kami siap bekerja, jalan, tapi semakin banyak di-rapid, semakin tinggi data penyebarannya,” kata dia.

Ia mengatakan, rapid test yang dilakukan membuat jumlah kasus Covid-19 di Bekasi semakin bertambah.

Hal itu karena masih banyak warganya yang terus berinteraksi dan berpergian ke luar Bekasi.

“Mungkin di sini (Bekasi) sudah bergeser epicentrum dari Jakarta karena kita (Bekasi) melonjak, melonjak, melonjak Covid-19,” ucap dia.

Baca juga: Pemkot Bekasi Bentuk RW Siaga untuk Batasi Pergerakan Warga

Ia mengatakan telah melakukan beberapa upaya untuk menekan angka Covid-19 di Bekasi. Misalnya, dengan melakukan pemeriksaan ketat di wilayah perbatasan.

Lalu Pemkot juga membentuk RW Siaga. Konsep RW Siaga adalah bagaimana lingkungan masyarakat dimulai dari RW yang secara swadaya mengarantina sendiri wilayahnya.

Sehingga warga di lingkungan RW tersebut tidak bisa sembarangan keluar masuk tanpa seizin RW atau penjaga di kawasan tersebut.

“Bapak (Wali Kota) juga bentuk Siaga RW, yang kata para ahli itu paling efektif mengerem perkembangan (kasus Covid-19) ini adalah rumah ke rumah,” kata Pepen.

Ia berharap dengan berbagai upaya tersebut bisa menekan angka Covid-19 di Kota Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com