“Kalau kita ada budget lebih, kita juga bisa bikin daging rendang, sudah ada tukang rendangnya, daging potong langsung," imbuh Titi.
Para juru masak juga ambil peran yang tak kalah krusial. Meskipun di tengah masa pandemi, tiga orang juru masak yang biasanya menyiapkan 250 paket makanan Jumat Barokah kini tetap mau menyiapkan paket-paket makanan untuk para mahasiswa rantau.
"Mereka sudah terbiasa dan terlatih untuk memberikan yang terbaik. Karena wabah ini, kita enggak pernah kumpul, ternyata mereka bersedia untuk masak-masak," ujar Titi.
"Isinya biasa saja sih. Nasi, ayam entah digulai atau direndang atau dibakar, kemudian tumis sayur. Saya berharap itu cukup untuk mereka," ia menambahkan.
Hasil paket-paket yang dimasak di rumah masing-masing juru masak barulah dihimpun di kediaman Titi.
Sekaligus bantu ojek online
Setelah paket-paket makanan tersebut dihimpun di kediaman Titi di bilangan Jakarta Selatan, barulah semuanya didistribusikan ke kediaman para mahasiswa rantau.
Pengiriman paket makanan gratis pertama sudah dilakukan pada Selasa (31/3/2020) lalu.
Total ada 115 penerima di Asrama UI dan 20 penerima di rumah-rumah kost di sekitar kampus.
Namun, selain membantu mahasiswa rantau yang "terjebak" dan kesulitan cari makan karena warung-warung tutup, aksi ini juga untuk membantu pengemudi ojek online yang pendapatannya merosot.
Titi mengaku menugaskan satu pengemudi ojek online saja dalam pengiriman makanan gratis ini.
Hal itu guna menjamin higienitas makanan. Karenanya, ojek online itu mengantar makanan tanpa dipesan via aplikasi.
"Karena kan ngeri (jika lewat aplikasi), ojeknya ke mana dulu, cuci tangan atau enggak, kita tidak tahu, Kalau begini dia kan terpantau sama kita. Kita harus steril banget kalau soal makanan," kata Titi.
Dalam menugaskan ojek online ini, ia mengklaim bahwa tak ada patokan harga yang membuat rumit perhitungan. Ia tak mengenakan tarif seperti tarif sewa di aplikasi.
"Pokoknya ekstra lah dia. Dia juga enggak menentukan, seikhlasnya kita," ujar Titi.
'Tapi lebih tinggi dari kalau pakai aplikasi lah. Saya pikir-pikir dia juga akan lebih terbantu kan, daripada hitungan sini ke sini Rp 10.000, sini ke sini Rp 20.000, Rp 50.000, dan seterusnya.”
Solidaritas menguat sambut peminat
Titi tak menampik jika aksi ini tentu akan merebut banyak perhatian para mahasiswa rantau lain yang tempo hari belum kebagian “jatah”. Bukan tak mungkin, peminatnya akan semakin banyak.