Misalnya saja, Lintong Nadapdap, seorang pegawai PO bus di Terminal Kampung Rambutan, kini tidak bisa bekerja karena PO bus tempatnya bekerja tutup.
Sejumlah PO bus yang tutup sudah memarkirkan kembali bus-busnya di tempat penampungan atau pul bus.
Lintong bersama beberapa rekannya yang senasib pun kini hanya bisa bertahan di terminal dan tidak tahu harus berbuat apa karena tidak bisa bekerja setelah PO bus berhenti operasi. Mereka kini kehilangan pekerjaan.
"Ya kalau kitanya ( pegawai PO) ya tunggu di sini saja tidak tahu tunggu harapan apa juga tidak tahu," ujar Lintong.
4. Buruh
Selain itu, ada juga para buruh yang terdampak akibat Covid-19. Sebab mereka sebagian terancam terkena PHK akibat Covid-19.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok Wido Pratikno memperkirakan, ada sekitar 50.000 buruh metal di Kota Depok yang kelangsungan nafkahnya terganggu akibat pandemi Covid-19.
Ia menyampaikan, pandemi Covid-19 sudah membuat suplai dari sejumlah negara pemasok bahan baku metal terganggu.
Hal ini berdampak pada merosotnya daya produksi perusahaan-perusahaan elektronik dan metal tempat mereka bekerja sehari-hari.
"Kalau memang ini sampai bulan depan belum ada antivirus, kans buruh diliburkan besar, dan di-PHK (pemutusan hubungan kerja) juga besar," ucap Wido.
"Lima sampai 60.000 buruh mungkin akan terkena. Perusahaan saya saja sudah 2.000. Ada perusahaan-perusahaan lain yang lebih besar," ia menjelaskan.
Angka itu juga belum menghitung potensi buruh yang terdampak PHK di sektor-sektor lain, seperti industri garmen.
"Hampir 100 persen (perusahaan elektronik dan metal di Depok), mayoritas kena. Bisa sekitar 99 persen nanti," Wido mengklaim.
Oleh karena itu, semua berharap virus corona ini cepat berlalu.
Mereka hanya menyerahkan sepenuhnya kepada Pemerintah menyelesaikan kasus virus corona di Indonesia.
Sehingga, situasi bisa kembali normal dan mereka yang terdampak ekonominya bisa menstabilkan lagi keuangannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.