Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perjalanan WA, Perampok Toko Emas yang Meninggal Setelah Positif Corona...

Kompas.com - 04/04/2020, 12:52 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Sebab, WA ditempatkan di ruangan khusus bagi para tahanan.

"Tersangka punya sakit gula, dan kalau tahanan sakit penempatan khusus. Kita bawa kesana karena dia kadar gulanya tinggi," kata Arsya.

Baca juga: Fakta Perampok Sekap Lansia di Pontianak, Terekam CCTV hingga Seorang Pelaku Ditembak Polisi

Mengarah ke corona 

Jalan satu bulan lamanya dirawat di RS Kramatjati, kondisi WA justru menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.

"Enggak sih, tapi karena memang sebulan dia di sana, cuma informasinya beberapa hari terakhir yang bersangkutan batuk-batuk terus," ucap Arsya.

Gejala batuk yang diderita WA langsung ditangani pihak rumah sakit.

Setelah diperiksa dokter yang bertugas, menyatakan bila WA positif dan tidak berselang lama WA pun meninggal dunia.

"Memang tersangkanya pada bulan lalu saat selesai dilakukan penangkapan yang bersangkutan memang ada penyakit gula. Kemudian diantar ke RS Kramat Jati selama kurang lebih 1 bulan disana. Tadi siang tersangka itu meninggal dunia setelah dicek oleh dokter memang ada positif Covid-19," ujar Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (2/4/2020).

Jenazah WA langsung dikremasi. Sementara itu, polisi yang menanganinya diminta melakukan isolasi mandiri. 

Selain isolasi diri, anggota polres juga menjalani tes swab untuk memastikan ada atau tidaknya virus coroa.

"Kalau hasil swab anggota juga belum, sementara untuk penjaga dan penyidik yang cek kesana isolasi dulu sementara," ucap Arsya.

Guna mengantisipasi penyebaran virus, jajaran Polres menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh ruang tahanan dan juga memberikan vitamin pada para tahanan.

Baca juga: Polisi Tembak Mati Perampok Sadis yang Bunuh Korbannya di Ogan Komering Ilir

Penyemprotan cairan disinfektan tersebut dilakukan mulai dari pintu masuk, ruang besuk tahanan, tempat ibadah, tempat jaga, ruang pemantauan CCTV hingga setiap blok ruang tahanan.

"Langkah ini sebagai bentuk untuk memutus rantai dari penyebaran virus Covid-19 yang saat ini sedang terjadi," ucap Kaur Dokkes Polres Metro Jakarta Barat Iptu Sudarman di saat dihubungi, Jumat.

Penyemprotan ini dilakukan rutin seminggu 2 kali, Sementara itu, Kasat Tahti Polres Metro Jakarta Barat AKP Yusfianto mengatakan, mulai saat ini Polres juga tidak memberlakukan jam besuk tahanan.

Ini untuk mengindari kontak langsung dan keramaian saat keluarga atau rekan tahanan menunggu di ruang tunggu.

Tak sampai disitu, guna menjaga kesehatan dan stamina para tahanan pihak polres secara rutin memberikan vitamin kepada para tahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com