Dua makam Tionghoa
Biasanya masjid tersebut kerap didatangi jemaah dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri untuk berziarah.
Berdasarkan sejarah masjid yang sebelumnya diulas Kompas.com, tempat ibadah jemaah Muslim tersebut didirikan oleh orang-orang dari keturunan China pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1786.
Ini adalah masjid pertama yang dibangun oleh para peranakan Tionghoa yang tinggal di daerah Glodok.
"Masjid ini dulu didiriin pada 1786 sama peranakan Cina yang tinggal di Glodok," kata salah satu pengurus masjid Jammi, Nur Iman (70) saat ditemui Kompas.com, Senin (7/9/2009).
Pada masjid tersebut, terdapat dua makam Tionghoa yang dikabarkan semasa hidupnya masih memiliki ikatan tali kerabat dengan para pendiri masjid.
Makam itu saat ini dipagari oleh tembok, sedangkan untuk akses masuk tersedia sebuah pintu besi.
Pada batu nisan makam terdapat tulisan China, yang menyebutkan nama orang yang dikubur yaitu, Fatimah Hwu.
Selain itu di batu nisan tersebut juga terdapat tulisan Arab dengan angka 1792 yang dimungkinkan merupakan tahun meninggalnya.
Sementara nama penghuni makam lainnya tidak dapat diketahui karena batu nisan yang tak memiliki nama.
"Kira-kira tiga tahun kemarin ada warga keturunan (China) yang datang menziarahi kuburan itu. Katanya sih masih ada tali keluarga sama yang di kubur (di dalam kubur). Tapi sampai sekarang mereka nggak pernah datang-datang lagi," kata Nur Iman.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Positif Covid-19, Sebanyak 73 Jamaah Masjid Kebon Jeruk Ditempatkan di RS Darurat Corona Hari Ini."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.