Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2020, 07:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

"Terkait rumah sakit, ke depan kita perlu waspada, karena kita lihat grafik meningkat terus, belum segera selesai. Apalagi dalam sebulan, dari yang awalnya cuma dua pasien, jadi ratusan," tambah dia.

Perputaran pasien lelet karena tes Covid-19 terpusat di Jakata

Selain rasio kapasitas rumah sakit berbanding jumlah pasien yang tak setimpal, sistem layanan kesehatan Depok kian rentan kewalahan apabila pandemi Covid-19 merebak dalam waktu singkat (outbreak).

Sebagaimana yang dialami kota-kota lain di Indonesia, Depok juga terpaksa harus lama menanti keputusan hasil tes swab tenggorokan berbasis metode polymerase chain reaction (PCR) karena pengumuman ada di tangan Kementerian Kesehatan RI.

Tes swab tenggorokan berbasis PCR merupakan pengujian paling valid untuk memeriksa, apakah seorang pasien positif Covid-19 atau tidak, dengan cara menelaah sampel lendir tenggorokannya.

Masalahnya, seorang pasien bisa menunggu lebih dari tiga hari untuk diberi kepastian mengenai positif/negatif Covid-19. Para pasien di Depok juga mengalami hal yang sama.

Baca juga: Jika Bisa Uji Swab Mandiri, Labkesda Depok Dapat Kurangi Beban Rumah Sakit

Leletnya pemeriksaan telah menelan banyak korban. Per Kamis (9/4/2020), Pemerintah Kota Depok mengumumkan sudah ada 33 PDP yang telanjur meninggal sebagai suspect (dicurigai) Covid-19, sejak data pertama dibuka pada 18 Maret 2020 lalu.

Hasil tes Covid-19 mereka belum kunjung dirilis Kementerian Kesehatan, sedangkan di saat yang sama, 33 orang itu tak mampu bertahan lebih lama lagi.

"Status PDP tersebut (artinya) merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI," jelas Idris.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok Alif Noeriyanto berpendapat, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok harus mampu jadi laboratorium rujukan pemeriksaan Covid-19 berbasis metode PCR, untuk menyiasati keadaan.

Saat ini, semua uji swab lendir tenggorokan para pasien suspect Covid-19 di Depok harus dibawa ke Jakarta untuk diperiksa positif/negatif Covid-19, gara-gara belum ada laboratorium di Depok yang mampu melakukan itu.

Akibatnya, proses pemeriksaan amat memakan waktu karena sampel dari Depok juga harus mengantre dengan sampel-sampel dari daerah lain. Dengan kapasitas rumah sakit yang tidak setangguh Jakarta, pandemi Covid-19 akan jadi bom waktu di Depok.

"Karena masalah di rumah sakit adalah terlalu lamanya pasien itu menginap untuk menunggu hasil uji swab. Kalau kita punya (laboratorium) sendiri, itu akan sangat membantu untuk terjadinya perputaran pasien," kata Alif melalui telepon pada Rabu (8/4/2020).

Baca juga: Suspect Covid-19 yang Wafat Kian Banyak, Pemkot Depok Siapkan Labkesda untuk Periksa Tes Swab

Alif mengungkapkan, penuhnya kapasitas rumah sakit di Depok juga disumbang oleh lamanya hasil tes Covid-19 terbit, sehingga pihak rumah sakit tak bisa memutuskan dengan segera penanganan pasien.

Kondisi ini akhirnya mencuatkan spekulasi. Beberapa pasien yang dirawat boleh jadi negatif Covid-19, namun karena hasil tes Covid-19 belum kunjung dirilis Kementerian Kesehatan, ia terpaksa dirawat di sana berhari-hari.

Bukan tak mungkin, di luar sana ada pasien lain yang sebetulnya positf Covid-19 namun jatah tempat tidurnya di rumah sakit sudah ludes.

"Kalau Labkesda Kota Depok bisa melakukan tes PCR sendiri, maka kita bisa menghemat dua sampai tiga hari untuk tahu hasil positif atau tidak," ujar Alif.

"Begitu kita tahu hasilnya negatif, bisa kita pulangkan atau kita pindahkan ke ruang non-Covid-19. Jadi pasien yang berhak masuk memang benar-benar bisa masuk dan yang negatif bisa kita pulangkan," ia melanjutkan.

"Artinya, jika dia cepat ketahuan negatif Covid-19, perawatnya juga enggak perlu pakai baju astronot," tambah Alif, menyinggung soal langkanya APD (alat pelindung diri) bagi tenaga medis di Kota Depok.

Berlomba dengan virus

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Tangerang 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Wilayah Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsakiyah di Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak di Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com