Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2020, 07:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Selain para ilmuwan belum menemukan penawarnya, yang mengerikan dari virus SARS-Cov-2 ialah penularannya yang begitu cepat. Setiap kota dipaksa adu gesit dengan penyebaran virus yang pertama diidentifikasi di Wuhan, China ini.

Pemerintah Kota Depok tak menutup mata mengenai peluang pandemi ini menjadi bom waktu di kemudian hari. Meninggalnya 33 suspect Covid-19 dalam 3 pekan merupakan alarm.

Idris mengakui, pihaknya kini tengah berupaya memperluas kapasitas rumah sakit yang ada di Depok. Kabar terakhir, RS Brimob Kelapa Dua direncanakan sanggup menampung 200 pasien pekan depan.

Namun, penambahan kapasitas ini bukan semata menambah jumlah ruang isolasi dan ranjang, melainkan juga menjamin stok kebutuhan obat-obatan serta alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang tentu semakin banyak pula.

Solusi lain, Pemerintah Kota Depok disebut tengah merencanakan rumah singgah khusus bagi para PDP dan orang-orang dalam pemantauan (ODP) terkait Covid-19.

Baca juga: Mirip Wisma Atlet, Depok Siapkan Rumah Singgah Khusus ODP dan PDP Ringan Covid-19

Pasalnya, saat ini, para ODP dan PDP yang dianggap kesehatannya cukup stabil diarahkan untuk isolasi mandiri di kediaman masing-masing, dipantau secara jarak jauh.

Langkah ini diambil karena mereka dinilai belum membutuhkan pertolongan medis seurgen PDP berat dan pasien positif, serta untuk mencegah penularan.

“Karena kalau semuanya dimasukkan ke rumah sakit, sulit. Kalau rumah sakitnya pada kosong, sih, ya masuk saja. Lah, ini, untuk orang yang benar-benar sakit saja tempatnya enggak ada, ibaratnya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita pada Jumat (3/4/2020) silam.

Idris berujar, rumah singgah khusus ini merupakan alih fungsi dari gedung sekolah menengah kejuruan (SMK) di wilayahnya. Rumah singgah khusus ini disiapkan untuk mereka yang tidak bisa tinggal di rumahnya, karena keterbatasan kondisi keluarganya atau dirinya sendiri.

Ia menaksir, kurang lebih ada 50-100 ruangan yang dapat difungsikan sebagai lokasi penanganan ODP dan PDP ringan di rumah singgah tersebut. Nantinya, akan ada tenaga medis yang siaga di sana.

Selain rumah singgah, Idris juga mengaku tengah serius menggodok Labkesda Kota Depok agar sanggup memeriksa uji swab tenggorokan pasien suspect Covid-19 secara mandiri, berbasis metode PCR.

"Labkesda Kota Depok sebagai laboratorium untuk pemeriksaan swab PCR, saat inisedang tahap persiapan baik dari sarana, prasarana, SDM, dan juga prosedur," kata Idris melalui keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020) malam.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menghadapi kendala dalam mempersiapkan biosafety lab untuk memenuhi syarat pemeriksaan PCR. Berbagai proses terus dijalani agar memenuhi ketentuan standar Kementerian Kesehatan RI.

Semua coba dilakukan selekas mungkin dalam rangka mencegat Covid-19 merambah lebih luas lagi. Kecepatan gerak pengambil keputusan akan sangat menentukan.

Depok dianggap harus mampu menangani sendiri pandemi di wilayahnya, alih-alih mengandalkan Jakarta yang juga tengah kerepotan dan mulai kedodoran.

“Saat ini banyak PDP-PDP (kategori) sedang, yang di rumah-rumah, ditolak di Wisma Atlet dan ditolak di mana-mana. Mereka KTP Depok,” kata Alif Noeriyanto.

“Saya enggak tahu jumlah pastinya berapa yang ditolak di Wisma Atlet, tapi ada. Di Wisma Atlet di tolak, di RSUD Pasar Minggu ditolak, di RSPI (Sulianti Saroso) ditolak karena penuh,” ungkap dia.

Selain 617 pasien di Depok per 9 April 2020, ada 2.002 ODP yang sewaktu-waktu bisa naik statusnya menjadi PDP. Ini belum memasukkan jumlah orang tanpa gejala (OTG) yang tembus 608 orang yang bisa menunjukkan gejala pada 1-2 pekan ke depan.

Bom waktu itu entah kapan meletus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com