JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak pandemi Covid-19 tak hanya dirasakan para pekerja di Jakarta, tetapi juga dirasakan perantau yang mengadu nasib ke Ibu Kota.
Para perantau tak hanya dihadapkan pada pilihan tidak bisa mudik saat libur Lebaran, melainkan juga harus berjuang bertahan hidup tanpa sanak keluarga di Jakarta selama pandemi Covid-19.
Idul Fitri yang seharusnya dijadikan momen berkumpul bersama keluarga serta melepas penat setelah setahun mengumpulkan pundi-pundi penghasilan di Ibu Kota pun terkubur sementara.
Baca juga: Pemerintah Kaji Aturan Pelarangan Mudik Lebaran
Pasalnya, pemerintah mengimbau masyarakat agar tak pulang kampung saat Idul Fitri guna memutus mata rantai penularan virus corona.
Trio Reza, perantau asal Situbondo, Jawa Timur, mengaku ini bukan kali pertama dirinya tak mudik ke kampung halaman, sudah dua kali Lebaran dia tetap berada di Jakarta.
Tahun ini Reza berencana pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga. Namun, tak dinyana, keinginan Reza harus tertunda karena pandemi Covid-19.
Baca juga: Jokowi: Tidak Bisa Begitu Saja Melarang, Ada yang Mudik karena Alasan Ekonomi
Kali ini, dia harus bertahan di tengah wabah virus corona di kota yang jauh dari kampung halamannya.
"Enggak mudik dulu tahun ini, jadi ini tahun ketiga aku enggak mudik. Perasaannya campur aduk ya, sedih karena enggak bisa mudik, khawatir kondisi keluarga di kampung halaman, kangen juga," kata Reza kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Sebagai anak rantau yang mengadu nasib di Ibu Kota, Reza mengaku bahwa kewajibannya bukan hanya menafkahi keluarga, melainkan juga memastikan dirinya tak menjadi carrier (pembawa) virus corona bagi keluarganya.
Baca juga: Anak-anak Berpotensi Jadi Carrier Covid-19, Lansia Harus Hati-hati ketika Kontak dengan Cucunya
"Lebih baik stay (bertahan) di Jakarta dulu, kan kita enggak tahu juga kalau kita pulang kampung kita membawa virus (corona) atau enggak. Jadi. Untuk kebaikan semuanya, sebaiknya enggak pulang kampung dulu," ujar Reza.
Tanpa didampingi sanak keluarga di Jakarta, Reza harus memutar otak bagaimana bertahan hidup selama pandemi Covid-19 yang disebabkan penularan virus corona tipe 2 atau SARS-CoV-2.
Beberapa restoran dan warung makan harus tutup, sehingga dia mulai belajar masak di rumah untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Tak jarang, dia juga memesan makanan secara online.
Baca juga: Warteg Sekitar Kampus Tutup, Emak-emak Ini Sumbang Makanan buat Mahasiswa Rantau UI
"Selama ini masak sendiri dan bahan-bahan makanan dipesan lewat penjaga kos. Terkadang juga pesan makanan melalui GoFood. Jadi, benar-benar membatasi aktivitas di luar rumah," katanya.
Pendapat lainnya juga diungkapkan perantau asal Padang, Sumatera Barat bernama Ramadhan. Covid-19 membuat dia menunda keinginan berkumpul bersama keluarga pada libur Lebaran tahun ini.
"Enggak mudik dulu tahun ini soalnya khawatir membahayakan keluarga kalau ternyata membawa virus corona," ungkap Ramadhan.
Baca juga: 70 Persen Orang Terinfeksi Corona Tanpa Gejala dan Bisa Tularkan Virus