JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta telah berjalan satu pekan sejak Jumat (10/4/2020).
Kebijakan ini diambil dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Namun, penerapan PSBB selama satu pekan terakhir belum mampu membendung jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota.
Hal ini terlihat dari kasus yang terus bertambah tiap harinya.
Namun, tren peningkatan ini belum tentu seluruhnya kasus baru yang muncul saat PSBB.
Baca juga: Sepekan PSBB, Pemprov DKI Tutup 23 Perusahaan, 126 Lainnya Diberi Peringatan
Kasus-kasus tersebut bisa jadi baru terdeteksi karena hasil pemeriksaan Covid-19 menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) membutuhkan waktu berhari-hari.
Berdasarkan data di situs web corona.jakarta.go.id, grafik kasus positif Covid-19 di Jakarta masih terus menanjak.
Pada 9 April 2020, satu hari sebelum PSBB diterapkan, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta sebanyak 1.719 orang.
Sementara pada 10 April 2020 atau hari pertama penerapan PSBB, tercatat ada 1.810 kasus positif Covid-19 di Ibu Kota, bertambah 91 kasus dari hari sebelumnya.
Sejak saat itu, tiap harinya ada penambahan di atas 90 kasus.
Bahkan, penambahan kasus dari 15 April ke 16 April 2020 sebanyak 223 kasus menjadi 2.670 pasien.
Baca juga: Hari Ketujuh PSBB Jakarta, Pengendara Mobil dan Motor Masih Bandel Tak Pakai Masker
Berikut tren penambahan kasus Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir:
Seiring melonjaknya kasus positif Covid-19 di Jakarta, pasien yang dinyatakan sembuh pun terus bertambah.
Kabar baiknya, pasien sembuh dari Covid-19 pernah bertambah 60 orang dalam waktu satu hari.
Berikut ini data jumlah pasien sembuh dari Covid-19 dalam sepekan terakhir:
Tak hanya jumlah kasus dan pasien sembuh, pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Jakarta pun masih terus bertambah.
Dalam sepekan terakhir, tercatat selalu ada pasien positif Covid-19 yang meninggal.
Berikut tren kenaikannya:
Kasus pertama Covid-19 di Jakarta terdeteksi di wilayah Jakarta Selatan pada awal Maret 2020.
Karenanya, Jakarta Selatan saat itu menjadi pusat persebaran virus corona. Pasien positif Covid-19 pun banyak beralamat di Jakarta Selatan.
Namun, wabah Covid-19 yang semula terkonsentrasi di Jakarta Selatan terus meluas ke berbagai wilayah di Jakarta.
Baca juga: Sebaran Covid-19 di Depok Makin Masif, Warga Diminta Patuhi PSBB
"Sebarannya cukup luas, beberapa hari yang lalu baru menyebar di wilayah selatan, hari ini sudah menyebar di semua tempat," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 13 Maret 2020.
Berdasarkan data terakhir pada Kamis kemarin, kasus positif Covid-19 sudah terdeteksi di lima wilayah kota di Jakarta.
Kasus terbanyak bahkan tak lagi di Jakarta Selatan, tetapi di Jakarta Timur dengan jumlah 391 kasus.
Jakarta Selatan menempati urutan kedua kasus terbanyak dengan 376 kasus, disusul Jakarta Barat dengan 295 kasus, Jakarta Pusat dengan 243 kasus, dan Jakarta Utara dengan 203 kasus.
Hanya Kabupaten Kepulauan Seribu yang dilaporkan tidak ada kasus positif.
Meskipun demikian, di Kepulauan Seribu tercatat sudah ada orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Baca juga: Anies: Kasus Positif Covid-19 Diproyeksikan Mencapai 8.000 Orang dalam Waktu Dekat
Data itu berdasarkan tempat tinggal pasien yang sudah diketahui. Masih ada lebih dari 1.000 pasien yang belum diketahui tempat tinggalnya atau beralamat di luar Jakarta.
Sementara berdasarkan sebaran per kelurahan, kasus terbanyak ada di Petamburan, Jakarta Pusat.
Kasus positif Covid-19 di Petamburan melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Pada 14 April, pasien positif Covid-19 di Petamburan dilaporkan ada 9 orang.
Sementara keesokan harinya, 15 April, kasus positif di Petamburan melonjak jadi 34 pasien.
Per 16 April kemarin, ada 46 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Petamburan.
Kasus Covid-19 di Petamburan melonjak karena adanya puluhan pasien baru di satu area, yakni Asrama Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia.
Baca juga: Anies: Wabah Covid-19 Tak Bisa Selesai dalam 14 Hari, PSBB Harus Diperpanjang
Pemprov DKI mengategorikan kasus di sana sebagai klaster baru, yaitu Klaster Bethel Petamburan.
Petamburan menggeser Kelurahan Pegadungan, Jakarta Barat, yang sebelum-sebelumnya menjadi kelurahan dengan kasus Covid-19 terbanyak.
Berikut lima kelurahan dengan kasus positif Covid-19 terbanyak per Kamis kemarin:
Pada 26 Maret 2020, Panglima Kodam Jaya Mayjen Eko Margiyono menuturkan, apabila penyebaran virus corona sulit dibendung, maka akan terjadi skenario terburuk, yakni jumlah kasus positif mencapai 6.000 hingga 8.000 orang di Jakarta.
"Dari hasil simulasi Forkopimda DKI, karena daerah Jakarta paling banyak terpapar oleh virus ini, skenario yang terburuk adalah bisa mencapai 6.000 sampai 8.000 positif," ujar Eko.
Dalam rapat bersama Tim Pengawas Penanggulangan Covid-19 DPR RI Kamis kemarin, Gubernur Anies mengatakan, kasus positif Covid-19 di Jakarta diproyeksikan bisa mencapai 8.000 kasus dalam waktu dekat.
Namun, Anies tidak menjelaskan perhitungan proyeksi tersebut.
"Kalau kita menggunakan proyeksi yang ada, mungkin bisa sampai sekitar 8.000 kasus dalam waktu dekat ini," kata Anies.
Baca juga: Anies: Potensi Kekeliruan Rapid Test Tinggi, Kami Dorong Tingkatkan PCR
Dalam rapat tersebut, Anies menyatakan tren kasus positif Covid-19 di Jakarta meningkat signifikan.
Pada 8 Maret 2020, ada 7 pasien positif Covid-19 di Ibu Kota. Jumlah pasien melonjak jadi 95 orang pada 15 Maret 2020.
Pada 29 Maret 2020, jumlah pasien positif Covid-19 menjadi 645 orang. Angka itu terus melonjak jadi 1.143 kasus pada 5 April 2020 dan lebih dari 2.000 pada 12 April 2020.
Per Kamis kemarin, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 2.670 orang.
Anies menyampaikan, penanganan dan pengendalian Covid-19 tidak mungkin selesai dalam 14 hari.
Menurut dia, pelaksanaan PSBB selama 14 hari yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 tidak cukup.
"Dalam kenyataannya, wabah seperti ini tidak bisa selesai dalam 14 hari. Karena itu hampir pasti PSBB harus diperpanjang," kata Anies dalam rapat bersama DPR, kemarin.
Anies berujar, hingga saat ini belum ada negara yang benar-benar sembuh dari Covid-19.
Kota Wuhan, China, yang menjadi tempat ditemukannya virus baru tersebut pada Desember 2019 hingga saat ini masih bergelut menghadapi pandemi tersebut.
Baca juga: Anies: Penumpang Transjakarta, MRT, LRT Turun Drastis Imbas Covid-19
Pembatasan demi mencegah lonjakan kasus Covid-19 pun harus ekstra dilakukan.
Sebab, kesiapan infrastruktur untuk menangani Covid-19 sangat terbatas.
Fasilitas kesehatan di seluruh dunia, termasuk Jakarta, kata Anies, tidak didesain untuk menghadapi pandemi.
"Kapasitas untuk melayani kesehatan di Jakarta ada batasnya. Di seluruh dunia sama, tidak dirancang untuk pandemi, layanan kesehatan disiapkan untuk kondisi normal," tutur Anies.
"Bila tren (kasus) positif meningkat dan rumusnya kira-kira 20 persen (dari total kasus positif) butuh pelayanan intensif, angkanya baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kesulitan," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.