Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan PSBB Jakarta, Kasus Covid-19 Masih Melonjak, tetapi Pasien Sembuh Bertambah Banyak

Kompas.com - 17/04/2020, 08:18 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta telah berjalan satu pekan sejak Jumat (10/4/2020).

Kebijakan ini diambil dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.

Namun, penerapan PSBB selama satu pekan terakhir belum mampu membendung jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota.

Hal ini terlihat dari kasus yang terus bertambah tiap harinya.

Namun, tren peningkatan ini belum tentu seluruhnya kasus baru yang muncul saat PSBB.

Baca juga: Sepekan PSBB, Pemprov DKI Tutup 23 Perusahaan, 126 Lainnya Diberi Peringatan

Kasus-kasus tersebut bisa jadi baru terdeteksi karena hasil pemeriksaan Covid-19 menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) membutuhkan waktu berhari-hari.

Bertambah di atas 90 kasus tiap harinya

Berdasarkan data di situs web corona.jakarta.go.id, grafik kasus positif Covid-19 di Jakarta masih terus menanjak.

Pada 9 April 2020, satu hari sebelum PSBB diterapkan, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta sebanyak 1.719 orang.

Sementara pada 10 April 2020 atau hari pertama penerapan PSBB, tercatat ada 1.810 kasus positif Covid-19 di Ibu Kota, bertambah 91 kasus dari hari sebelumnya.

Sejak saat itu, tiap harinya ada penambahan di atas 90 kasus.

Bahkan, penambahan kasus dari 15 April ke 16 April 2020 sebanyak 223 kasus menjadi 2.670 pasien.

Baca juga: Hari Ketujuh PSBB Jakarta, Pengendara Mobil dan Motor Masih Bandel Tak Pakai Masker

Berikut tren penambahan kasus Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir:

  1. 9 April: 1.719 kasus.
  2. 10 April: bertambah 91 menjadi 1.810 kasus.
  3. 11 April: bertambah 93 menjadi 1.903 kasus.
  4. 12 April: bertambah 179 menjadi 2.082 kasus.
  5. 13 April: bertambah 160 menjadi 2.242 kasus.
  6. 14 April: bertambah 107 menjadi 2.349 kasus.
  7. 15 April: bertambah 98 menjadi 2.447 kasus.
  8. 16 April: bertambah 223 menjadi 2.670 kasus.

Pasien sembuh bertambah banyak

Seiring melonjaknya kasus positif Covid-19 di Jakarta, pasien yang dinyatakan sembuh pun terus bertambah.

Kabar baiknya, pasien sembuh dari Covid-19 pernah bertambah 60 orang dalam waktu satu hari.

Berikut ini data jumlah pasien sembuh dari Covid-19 dalam sepekan terakhir:

  1. 9 April: 82 pasien.
  2. 10 April: tetap 82 pasien.
  3. 11 April: bertambah 60 menjadi 142 pasien.
  4. 12 April: tetap 142 pasien.
  5. 13 April: tetap 142 pasien.
  6. 14 April: bertambah 21 menjadi 163 pasien.
  7. 15 April: bertambah 1 menjadi 164 pasien.
  8. 16 April: bertambah 38 menjadi 202 pasien.

Pasien meninggal pun bertambah

Tak hanya jumlah kasus dan pasien sembuh, pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Jakarta pun masih terus bertambah.

Dalam sepekan terakhir, tercatat selalu ada pasien positif Covid-19 yang meninggal.

Berikut tren kenaikannya:

  1. 9 April: 155 pasien.
  2. 10 April: bertambah 1 menjadi 156 pasien.
  3. 11 April: bertambah 12 menjadi 168 pasien.
  4. 12 April: bertambah 27 menjadi 195 pasien.
  5. 13 April: bertambah 14 menjadi 209 pasien.
  6. 14 April: bertambah 34 menjadi 243 pasien.
  7. 15 April: bertambah 3 menjadi 246 pasien.
  8. 16 April: bertambah 2 menjadi 248 pasien.

Dari Jakarta Selatan menyebar ke banyak wilayah

Kasus pertama Covid-19 di Jakarta terdeteksi di wilayah Jakarta Selatan pada awal Maret 2020.

Karenanya, Jakarta Selatan saat itu menjadi pusat persebaran virus corona. Pasien positif Covid-19 pun banyak beralamat di Jakarta Selatan.

Namun, wabah Covid-19 yang semula terkonsentrasi di Jakarta Selatan terus meluas ke berbagai wilayah di Jakarta.

Baca juga: Sebaran Covid-19 di Depok Makin Masif, Warga Diminta Patuhi PSBB

"Sebarannya cukup luas, beberapa hari yang lalu baru menyebar di wilayah selatan, hari ini sudah menyebar di semua tempat," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 13 Maret 2020.

Berdasarkan data terakhir pada Kamis kemarin, kasus positif Covid-19 sudah terdeteksi di lima wilayah kota di Jakarta.

Kasus terbanyak bahkan tak lagi di Jakarta Selatan, tetapi di Jakarta Timur dengan jumlah 391 kasus.

Jakarta Selatan menempati urutan kedua kasus terbanyak dengan 376 kasus, disusul Jakarta Barat dengan 295 kasus, Jakarta Pusat dengan 243 kasus, dan Jakarta Utara dengan 203 kasus.

Hanya Kabupaten Kepulauan Seribu yang dilaporkan tidak ada kasus positif.

Meskipun demikian, di Kepulauan Seribu tercatat sudah ada orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Baca juga: Anies: Kasus Positif Covid-19 Diproyeksikan Mencapai 8.000 Orang dalam Waktu Dekat

Data itu berdasarkan tempat tinggal pasien yang sudah diketahui. Masih ada lebih dari 1.000 pasien yang belum diketahui tempat tinggalnya atau beralamat di luar Jakarta.

Lonjakan di Petamburan, jadi kelurahan dengan kasus terbanyak

Sementara berdasarkan sebaran per kelurahan, kasus terbanyak ada di Petamburan, Jakarta Pusat.

Kasus positif Covid-19 di Petamburan melonjak dalam beberapa hari terakhir.

Pada 14 April, pasien positif Covid-19 di Petamburan dilaporkan ada 9 orang.

Sementara keesokan harinya, 15 April, kasus positif di Petamburan melonjak jadi 34 pasien.

Per 16 April kemarin, ada 46 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Petamburan.

Kasus Covid-19 di Petamburan melonjak karena adanya puluhan pasien baru di satu area, yakni Asrama Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia.

Baca juga: Anies: Wabah Covid-19 Tak Bisa Selesai dalam 14 Hari, PSBB Harus Diperpanjang

Pemprov DKI mengategorikan kasus di sana sebagai klaster baru, yaitu Klaster Bethel Petamburan.

Petamburan menggeser Kelurahan Pegadungan, Jakarta Barat, yang sebelum-sebelumnya menjadi kelurahan dengan kasus Covid-19 terbanyak.

Berikut lima kelurahan dengan kasus positif Covid-19 terbanyak per Kamis kemarin:

  1. Petamburan, Jakarta Pusat: 46 kasus
  2. Pegadungan, Jakarta Barat: 28 kasus
  3. Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara: 27 kasus
  4. Pondok Kelapa, Jakarta Timur: 27 kasus
  5. Pondok Pinang, Jakarta Selatan: 25 kasus

Proyeksi 8.000 kasus dalam waktu dekat

Pada 26 Maret 2020, Panglima Kodam Jaya Mayjen Eko Margiyono menuturkan, apabila penyebaran virus corona sulit dibendung, maka akan terjadi skenario terburuk, yakni jumlah kasus positif mencapai 6.000 hingga 8.000 orang di Jakarta.

"Dari hasil simulasi Forkopimda DKI, karena daerah Jakarta paling banyak terpapar oleh virus ini, skenario yang terburuk adalah bisa mencapai 6.000 sampai 8.000 positif," ujar Eko.

Dalam rapat bersama Tim Pengawas Penanggulangan Covid-19 DPR RI Kamis kemarin, Gubernur Anies mengatakan, kasus positif Covid-19 di Jakarta diproyeksikan bisa mencapai 8.000 kasus dalam waktu dekat.

Namun, Anies tidak menjelaskan perhitungan proyeksi tersebut.

"Kalau kita menggunakan proyeksi yang ada, mungkin bisa sampai sekitar 8.000 kasus dalam waktu dekat ini," kata Anies.

Baca juga: Anies: Potensi Kekeliruan Rapid Test Tinggi, Kami Dorong Tingkatkan PCR

Dalam rapat tersebut, Anies menyatakan tren kasus positif Covid-19 di Jakarta meningkat signifikan.

Pada 8 Maret 2020, ada 7 pasien positif Covid-19 di Ibu Kota. Jumlah pasien melonjak jadi 95 orang pada 15 Maret 2020.

Pada 29 Maret 2020, jumlah pasien positif Covid-19 menjadi 645 orang. Angka itu terus melonjak jadi 1.143 kasus pada 5 April 2020 dan lebih dari 2.000 pada 12 April 2020.

Per Kamis kemarin, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta mencapai 2.670 orang.

Anies: wabah Covid-19 tak bisa selesai dalam 14 hari

Anies menyampaikan, penanganan dan pengendalian Covid-19 tidak mungkin selesai dalam 14 hari.

Menurut dia, pelaksanaan PSBB selama 14 hari yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 tidak cukup.

"Dalam kenyataannya, wabah seperti ini tidak bisa selesai dalam 14 hari. Karena itu hampir pasti PSBB harus diperpanjang," kata Anies dalam rapat bersama DPR, kemarin.

Anies berujar, hingga saat ini belum ada negara yang benar-benar sembuh dari Covid-19.

Kota Wuhan, China, yang menjadi tempat ditemukannya virus baru tersebut pada Desember 2019 hingga saat ini masih bergelut menghadapi pandemi tersebut.

Baca juga: Anies: Penumpang Transjakarta, MRT, LRT Turun Drastis Imbas Covid-19

Pembatasan demi mencegah lonjakan kasus Covid-19 pun harus ekstra dilakukan.

Sebab, kesiapan infrastruktur untuk menangani Covid-19 sangat terbatas.

Fasilitas kesehatan di seluruh dunia, termasuk Jakarta, kata Anies, tidak didesain untuk menghadapi pandemi.

"Kapasitas untuk melayani kesehatan di Jakarta ada batasnya. Di seluruh dunia sama, tidak dirancang untuk pandemi, layanan kesehatan disiapkan untuk kondisi normal," tutur Anies.

"Bila tren (kasus) positif meningkat dan rumusnya kira-kira 20 persen (dari total kasus positif) butuh pelayanan intensif, angkanya baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kesulitan," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com