JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat satu minggu pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta diberlakukan sejak Jumat (10/4/2020) pekan lalu.
Dengan adanya PSBB, Pemprov DKI Jakarta berharap bisa mengurangi aktifitas masyarakat di tempat umum sehingga mengurangi tingkat penularan virus corona tipe 2 penyebab pandemi Covid-19.
Meski demikian, masih terdapat sejumlah dinamika selama penerapan ini.
1. Situasi jalan masih ramai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, mobilitas atau pergerakan masyarakat pada Senin (13/4/2020) lalu masih terbilang cukup tinggi.
Contohnya, pada Senin (13/4/2020) situasi di Jakarta masih ramai.
"Hari Senin tampak pergerakan lebih tinggi kami menyaksikan khususnya pergerakan dari luar Jakarta ke dalam Jakarta itu masih cukup padat," ucap Anies dalam konferensi pers di Balai Kota yang disiarkan akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Senin.
Hal ini menandakan masyarakat lebih banyak berdiam diri di rumah untuk mengurangi dampak penyebaran virus dengan nama resmi SARS-CoV-2.
"Tiga hari pertama bersamaan dengan hari libur nasional dan akhir pekan. Jakarta relatif lengang lalu lintas amat sepi dan masyarakat banyak berkegiatan di rumah atau di lingkungannya. Sehingga kita apresiasi masyarakat yang memilih untuk berada di rumah," tutur dia.
2. Stasiun masih padat
Situasi yang masih ramai di Jakarta salah satunya berasal dari warga luar Jakarta yang masih datang menggunakan KRL.
Manager External Relations PT KCI Adli Hakim mengatakan bahwa kondisi di sejumlah stasiun pemberangkatan masih dipenuhi masyarakat yang beraktivitas menggunakan moda transportasi KRL.
"Pagi ini para pengguna rela antre untuk masuk stasiun," ujarnya ketika dikonfirmasi Kompas.com.
Baca juga: Hari Pertama PSBB Depok, Penumpang KRL Membeludak di Stasiun Citayam
Kepadatan penumpang tersebut terjadi di beberapa stasiun, di antaranya Bogor, Cilebut, Bojonggede, Citayam, dan Depok.
Banyaknya calon penumpang itu membuat antrean panjang di sejumlah stasiun tersebut tidak terelakkan.