Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekecewaan Warga Depok, Aduannya ke Polisi Bocor saat Lapor Ada Kerumunan Acara Maulid Nabi

Kompas.com - 17/04/2020, 13:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Popi Rahim, seorang warga Kampung Bulak, Cisalak, Depok, Jawa Barat sempat jadi korban perundungan oleh tetangganya beberapa waktu lalu.

Hal ini bermula ketika Popi melaporkan ke Polres Metro Depok adanya kerumunan saat segelintir warga nekat menggelar perayaan Maulid Nabi di Masjid Jami Almuhajirin dekat kediamannya, di tengah pandemi Covid-19, Minggu (12/4/2020).

Namun, laporan itu kemudian beredar di kalangan warga. Merasa terusik, mereka kemudian menghujat Popi melalui dunia maya.

Popi mengaku kecewa.

Baca juga: Kisah Warga Depok Di-bully Tetangga Sendiri karena Laporkan Acara Maulid Nabi ke Polisi

"Yang paling saya kecam adalah, kok SMS saya (ke polisi) menyebar ke tengah masyarakat. Itu yang utamanya. Mengenai etika bahwa warga enggak begitu paham (larangan berkerumun), itu kan ketidaktahuan mereka," ungkap Popi kepada Kompas.com, Rabu (15/4/2020).

"Coba kalau polisi enggak bocorin (laporan), kan saya enggak begini dengan warga," imbuh dia.

Popi yakin bahwa laporannya bocor di tangan polisi karena ia hanya mengadu kepada korps baju cokelat soal adanya kerumunan perayaan Maulid Nabi itu.

Namun, ia tak tahu siapa polisi yang membocorkannya.

Yang ia tahu, beberapa polisi menindaklanjuti laporannya dengan mendatangi masjid tempat acara berlangsung dan sempat berbincang-bincang dengan beberapa warga di sana.

"Saya akan bikin laporannya ke polisi. Kenapa SMS aku beredar? Kalau saya enggak laporkan, saya ngeri juga kalau ada kasus membahayakan, sebagai saksi tidak dilindungi," kata Popi.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah memberikan tanggapannya mengenai insiden ini.

"Kalau di kami, enggak tahu ya. Kami telusuri dulu," ujar Azis ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

"Yang jelas begini saja. Itu kan maksudnya untuk berbuat benar, berani saja," imbuh dia.

Azis menjamin bahwa tindakan yang dilakukan Popi tidak salah sebagai warga yang ingin ikut serta memerangi penularan Covid-19 di lingkungan tempat tinggalnya.

Ia berujar, selain kepada kepolisian, Popi pun dapat melaporkan hal itu kepada unsur pejabat setempat.

Namun, Popi tak melakukannya karena ia menduga, beberapa unsur pejabat RW justru ambil bagian dalam mempersiapkan acara yang mengundang kerumunan itu.

Azis mengklaim, ia akan berupaya agar warga tetap mau melaporkan kejadian-kejadian seperti ini.

Baca juga: Hari Ketiga PSBB di Depok, Polisi Klaim Pelanggaran Ketentuan Berkendara Menurun

"Sedapat mungkin kami juga akan berupaya untuk menjaga kemauan masyarakat (melapor). Yang jelas, perbuatannya kalau di itu dirasa benar maju saja. Tidak ada masalah," kata Azis.

Mengenai kemungkinan anggotanya membocorkan laporan warga, Azis mengaku akan melayangkan teguran.

"Nanti kami kasih edukasi, imbauan saja. Kan itu (laporan Popi) bukan klasifikasi rahasia," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com