TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com- Aksi solidaritas sosial terus bermunculan bagi tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus covid-19 akibat virus SARS-CoV-2 saat ini.
Tak terkecuali yang dilakukan salah satu komunitas yang mengatasnamakan Homeschooling CM-Tangsel bergerak dengan membuat face sheild atau pelindung wajah.
Komunitas tersebut merupakan perkumpulan orang tua yang anak yang menjalani sekolah rumah dengan metode pendidikan Charlotte Mason di Tangerang Selatan.
Salah satu anggotanya, Memoy Munajah mengatakan, pembuatan alat pelindung wajah tersebut telah dilakukan sejak awal April 2020 lalu, setelah komunitasnya membantu para ojek online dengan sembako.
Baca juga: 4 Dampak Baik Selama Warga Jakarta di Rumah Saja
Saat itu, satu di antara para anggota komunitas tersebut menyadari jika tenaga medis yang menjadi orang pertama dalam penanganan pasien sangat rentan terpapar covid-19.
Bukan hanya alat pelindung diri (APD), melainkan juga wajah meski telah tertutup masker dan kacamata.
"Kami melihat banyak berita dan teriakan para tenaga medis yang kekurangan APD bahkan banyak tenaga medis yang terinfeksi.Saat itu, kami membuat face shield sederhana untuk dibagikan secara gratis kepada para tenaga kesehatan," ujar Memoy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).
Baca juga: Pemkot Bekasi Distribusikan Bansos bagi 150.000 Keluarga Terdampak Covid-19
Saat itu, uang kas komunitas dengan nominal sebesar Rp 500.000 dimanfaatkan untuk membeli peralatan dasar seperti busa, plastik mika, dan karet.
Memoy yang menjadi kepala dalam proyek pembuatan pelindung wajah itu mulai memproduksi bersama sembilan anggota keluarga lainnya.
Pembuatan dilakukan di rumah masing-masing dengan alat yang telah dibawa sebelumnya.
"Kami yang hanya IRT, bisa menikmati #dirumahaja dengan tenang. Tergerak untuk bisa berbuat sesuatu. Alhamdulillah bisa membuat 250 buah (pelindung wajah) dan didistribusikan ke rumah sakit, Klinik dan Puskesmas di Tangsel," kata dia.
Baca juga: Penyandang Disabilitas di DKI Jakarta Banyak yang Belum Dapat Bansos
Memoy menyadari, meski pembuatan pelindung wajah yang dilakukan selama ini tidak memiliki standarisasi, namun setidaknya dapat meminimalisir penularan penyakit Covid-19.
Namun, pelindung wajah tersebut banyak diminati. Bahkan, sebagian tenaga medis di salah satu rumah sakit di Bengkulu.
"Rumah sakit keluarga kami di Bengkulu. Seluruh staf menggu akan face sheild (FS) model ini, tetapi mereka membuat sendiri. Sedangkan untuk bagian IGD dan ICU mereka membeli FS pabrikan yang lebih proper dan lebih panjang masa pakainya," ucapnya.
Memoy kian percaya diri. Dia terus memproduksi pelindung wajah yang saat ini sudah didistribusikan sebanyak 1.580 buah ke beberapa rumah sakit yang menangani Covid-19 di Jakarta, Bogor, Surabaya, hingga Semarang.
"Bahkan Rumah Sakit Harapan Kita itu 100 buah, Wisma Atlit 100 buah dan RS Fatmawati 50 buah juga kami kirim. Setelah kami tanya ke para tenaga kesehatan, model yang kita buat bisa digunakan 2 sampai 3 kali pakai," kata dia.
Memoy tak menampik jika adanya bantuan dari para tetangga yang lebih mendonasikan uangnya untuk biaya memproduksi pelindung wajah yang kian banyak.
Saat ini, produksi pelindung wajah ini masih terus dilakukan dan akan didistribusikan ke tenaga kesahatan di rumah sakit, puskes hingga klinik yang membutuhkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.