Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihadirkan Jaksa dalam Sidang Aulia Kesuma, Saksi Dianggap Tidak Paham Duduk Perkara

Kompas.com - 20/04/2020, 20:07 WIB
Walda Marison,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Sidang kasus pembunuhan anak dan ayah di Lebak Bulus dengan terdakwa Aulia Kesuma dan Geovanni Kelvin kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (24/2/2020).

Sidang tersebut digelar dengan agenda pemeriksaan saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum, yakni dokter Afrianti, petugas polisi dari Polres Sukabumi bernama Juanda, dan saksi lain bernama Suryana.

Afrianti merupakan orang yang merawat Kelvin karena mengalami luka bakar saat membakar korban, yakni Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili dan Muhamad Adi Pradana alias Dana di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca juga: Saksi Mengaku Berniat Gagalkan Rencana Pembunuhan oleh Aulia Kesuma, tetapi...

Sementara Suryana dan Juanda dihadirkan lantaran melihat langsung terbakarnya mobil milik Pupung dan Dana di Sukabumi.

Menurut kuasa hukum Aulia Kesuma, Firman Candra, kesaksian saksi yang dihadirkan JPU hanya menerangkan rangkaian fakta peristiwa.

Dia menilai, ketiga saksi tidak tahu apa-apa terkait ini dari kasus pembunuhan tersebut 

"Kita memaklumi jika kesaksianya bukan saksi kunci atau saksi mahkota, jadi tidak mengerti pokok perkara. Tapi itu hak dari JPU untuk menghadirkan sebanyak-banyaknya saksi," kata Firman Candra saat dikonfirmasi, Senin (20/4/2020).

Apalagi, kata Firman, JPU tidak membawa barang bukti apapun dalam persidangan. 

Walau demikian, dia masih menunggu dihadirkanya saksi mahkota dalam kasus.

Saksi mahkota yang dimaksud adalah keempat eksekutor yang membantu proses pembunuhan Pupung Sadili dan Dana.

Nantinya, keterangan saksi kunci ini akan membuka fakta dibalik pembunuhan yang melibatkan klienya tersebut.

"Kita akan nantikan keterangan saksi kunci  yang melakukan pembunuhan yang sebenarnya," ucap dia.

Kronologi pembunuhan

Aulia Kesuma merencanakan pembunuhan Pupung dan Dana pada Agustus 2019.

Pembunuhan berencana itu berawal ketika Aulia merasa sakit hati kepada Edi.

Aulia mengklaim dirinya harus banting tulang seorang diri dalam menopang ekonomi keluarganya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com