Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lagi Punya Penghasilan, Alasan Banyak Warga Tinggalkan Jakarta dan Pilih Mudik

Kompas.com - 20/04/2020, 21:52 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan orang dilaporkan telah meninggalkan Jakarta dan pulang ke kampung halamannya di masa pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ibu kota. 

Rata-rata mereka yang memilih mudik adalah warga yang terdampak perekonomiannya akibat pandemi Covid-19.

Mereka kebanyak para buruh pabrik hingga pedagang keliling. Selama di PSBB Jakarta, pendapatan mereka langsung turun drastis bahkan nol rupiah. Hal ini memaksa mereka angkat kaki dan tetap nekat pulang kampung.

"Kebanyakan alasan mereka saat ditanya kenapa mudik, mereka bilang 'bagaimana saya enggak pulang kampung Pak, saya sudah enggak kerja buat bayar kontrakan, saya enggak punya duit lagi', jawabannya begitu," ucap Revi saat meniru percakapan dengan penumpang, Senin (20/4/2020).

Baca juga: Corona Semakin Merebak, 58.801 Orang Tinggalkan Jakarta Sepanjang April 2020

Bahkan, alasan mudik jadi satu-satunya pilihan penumpang dalam melanjutkan hidup dengan cara mencari pekerjaan di kampung halaman.

Sebab, pekerjaan mereka berhenti saat PSBB ini diterapkan.

"Mereka lanjut cerita, kalau di kampungnya masih bisa bekerja, ada saudara dan keluarga di sana jawabannya itu melulu. Kebanyakan yang saya lihat pekerja pabrik sama harian lepas, ada yang pedagang ada pedagang keliling," kata Revi.

"Ada yang bilang katanya kalau dagang tidak ada yang beli, yang kerja di pabrik kantornya tutup," sambung Revi.

Baca juga: Kesulitan Anak Rantau dengan Pembatasan Transportasi Umum Saat PSBB

Kendati demikian, Revi tetap memberi imbauan dengan pendekatan dialog.

Akhirnya, ada penumpang yang berangkat karena sudah mendapatkan tiket. Meski demikian, ada juga yang kembali pulang karena bus tujuan kampungnya tidak beroperasi.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengingatkan warga Jakarta agar tidak pulang kampung dalam situasi mewabahnya virus corona ini.

Peringatan ini diberikan agar warga tak pulang ke kampung ketika mayoritas pekerjaan di kantor dan proses belajar mengajar di sekolah sudah dirumahkan.

"Jadi, kita di DKI kalau secara imbauan saya sudah menyampaikan dua minggu lalu, jangan pulang kampung, jangn meninggalkan Jakarta demi kebaikan seluruh masyarakat," ucap Anies dalam konferensi pers di Balai Kota yang disiarkan akun Facebook Pemprov DKI Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Warga diminta tidak pulang kampung karena dikhawatirkan justru membawa virus corona dan bisa semakin menyebar di wilayah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com