Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 2.000 Sopir Angkot di Depok Menanti Bansos

Kompas.com - 21/04/2020, 14:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Depok M Hasyim menyatakan, terdapat lebih dari 2.000 sopir angkot di Depok, Jawa Barat yang saat ini menanti bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Bansos dianggap perlu segera dikucurkan karena sudah tujuh hari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku di Depok dan memukul pendapatan harian para sopir angkot.

Hasyim berujar, pihaknya telah menyetorkan data para sopir angkot kepada Pemerintah Kota Depok.

Baca juga: Sopir Angkot Belum Kebagian Bansos, Organda Depok Anggap Pemerintah Anak Emaskan Ojol

Namun, hingga kini, belum ada kejelasan mengenai pencairan bansos itu.

"Hampir 2.500 (yang didaftarkan) sesuai dengan jumlah anggota Organda yang ada di Kota Depok," ujar Hasyim kepada wartawan, Selasa (21/4/2020).

"Kami berharap, atas nama Organda, perhatian terhadap kondisi usaha dan pemilik angkot yang sehubungan dengan sekarang sudah enggak bisa kontrak," imbuh dia.

Hasyim menjamin bahwa data yang dilayangkan Organda Kota Depok ke pemerintah sudah valid.

Baca juga: Organda Depok Minta Bansos dari Pemerintah untuk 2.000-an Sopir Angkot

Data tersebut dikirimkan "gelondongan", berisikan seluruh sopir angkot yang saban hari mengaspal di Kota Depok.

Ia menduga, Pemerintah Kota Depok masih dalam proses validasi data tersebut sehingga belum kunjung memberikan kejelasan mengenai pencairan bansos untuk lebih dari 2.000 sopir angkot itu.

"Sudah mediasi dengan Ibu Kiki (Kepala Bidang Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Depok, Tri Rezeki Handayani) tapi belum ada jawaban kemarin. Mungkin memvalidasi data, alasannya seperti itu," jelas Hasyim.

Dikonfirmasi terpisah, Kiki membenarkan bahwa tim pengolah data sudah menerima data dari Organda Kota Depok seperti yang dimaksud Hasyim.

Yang jelas, data tersebut akan dikelompokkan berdasarkan domisili, bukan profesi.

Baca juga: Sengkarut Data di Balik Distribusi Bantuan Sosial untuk Warga Depok

"Kalau jumlahnya saya belum tahu karena kan begitu banyak data yang masuk. Sudah ada sebagian yang kami pilah, tapi saya enggak tahu itu sudah termasuk yang 2.000 tadi atau belum," kata Kiki kepada Kompas.com, Selasa siang.

Ia menjelaskan, para sopir angkot yang belum memperoleh bansos berupa uang tunai Rp 250.000 dari Pemkot Depok beberapa hari lalu secara otomatis akan diajukan menerima bansos dari Pemprov Jawa Barat atau pemerintah pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com