BEKASI, KOMPAS.com - Keluarga yang dibubarkan saat beribadah di rumahnya di Kampung Rawasentul, Cikarang Pusat, Minggu (19/4/2020) lalu, membenarkan masalah yang dialami sudah selesai.
Julio Sebastian Sihombing (24), anak pertama dari Jamin Sihombing, mengatakan, keluarganya telah memaafkan tokoh agama berinisial IM dan RT setempat yang kala itu membubarkan prosesi ibadah keluarganya.
Kabupaten Bekasi saat ini menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selama PSBB, masyarakat diimbau tidak keluar rumah.
Kegiatan di tempat ibadah semua agama dilarang. Aktivitas ibadah harus dilakukan di rumah.
Baca juga: Ibadah di Rumah Saat PSBB Dibubarkan Tetangga, Polisi Bilang Itu karena Salah Paham
Karena itu, keluarga Sihombing beribadah Minggu dari rumah. Namun, ibadah mereka saat itu diganggu.
“Secara pribadi orangtua saya (Jamin Sihombing) sudah memaafkan kok,” kata Julio melalui pesan singkat, Selasa (21/4/2020).
Meski demikian, ia tak senada dengan pernyataan polisi yang menyatakan perbuatan IM dan RT setempat merupakan kesalahpahaman.
Sebab, kata Julio, keluarganya yang kala itu datang ke kediamannya untuk ibadah sebenarnya sudah dikenal oleh tetangga sekitaran rumahnya.
“Tetangga depan rumah khususnya pasti tahu. Karena kami juga cerita kalau ibadah di rumah karena tidak bisa ke Gereja. Orang-orang yang di rumah pada waktu itu dikenal juga sama tetangga depan kami, saya bingung mereka tidak ada komentar tiba-tiba,” kata Julio.
Baca juga: Insiden Pembubaran Ibadah di Rumah di Cikarang Diselesaikan secara Damai
Meski demikian, ia menghormati langkah polisi yang kala itu memediasi kedua pihak.
“Kami menghormati Kapolres yang menginginkan ini tidak berlanjut ke ranah hukum. Pernyataan kesalah pahaman ini yang buat polisi waktu mediasi,” kata dia.
Julio menyampaikan, masalah pembubaran ibadah tersebut sudah ditutup dengan mediasi.
Kedua belah pihak telah membuat keputusan damai secara tertulis dan tidak akan membawa kasus itu ke ranah hukum.
“Sudah ditutup dan kami sudah memaafkan. Semenjak kejadian itu juga kami sudah tidak lagi berkomunikasi dengan Pak RT dan Pak (IM),” ucap dia.
Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi, baik terhadap keluarganya maupun keluarga lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.