Lain lagi cerita Ipung (46) dan Ratna (36), sepasang suami istri yang tinggal di Kawasan Limo, Depok, Jawa Barat itu bersama anak perempuannya berusia 3,5 tahun datang naik motor ke pegadaian untuk menjual ponsel pintarnya.
Kepada TribunJakarta.com, Ipung mengatakan akibat tak ada penghasilan, ia terpaksa menggadaikan ponselnya akibat tak ada penghasilan semenjak sekolah diliburkan.
Pekerjaan Ipung sebenarnya sebagai sopir antar jemput sekolah swasta di Pondok Cabe.
Semenjak sekolah diliburkan, dia juga terkena dampaknya dirumahkan tanpa digaji.
Baca juga: Data Pemprov DKI, 323.224 Pekerja Di-PHK dan Dirumahkan Imbas Covid-19
Ipung dan Ratna emiliki dua anak yang masih kecil yang harus dihidupi.
Anak sulung perempuan duduk di kelas satu SMP, sedangkan anak bungsu masih berusia 3,5 tahun.
Siang itu, mereka sebelumnya sudah mendatangi satu tempat gadai, akan tetapi uang yang bakal diterima jauh dari perkiraan mereka.
Di tempat Gadai di Kawasan Cinere, Limo ini, Ipung berharap bisa mendapatkan uang lebih tinggi dari tempat sebelumnya.
Hasil dari gadai ponsel, mereka gunakan untuk makan sehari-hari.
Baca juga: Kisah Dodo, Pengemudi Ojek Online Diusir dari Kontrakan dan Tidur di Pinggir Ruko
"Setelah dapat ini (uang gadai) buat kehidupan sehari-hari. Intinya mah buat makan dulu. Yang penting ada buat makan anak aja, kalau orangtua gampang makan apa aja bisa," ungkap Ipung yang sedang duduk di atas motor menunggu Ratna di tempat gadai pada Selasa (21/4/2020).
Untuk biaya hidup keluarganya, Ipung mencari penghasilan dengan berjualan layangan yang dibeli di Pasar Pondok Cabe.
Saat ini sedang musim bermain layang-layang.
"Buat nambah-nambah lumayan. Layangan seharga Rp 500 saya jual Rp 1.000. Benang beli Rp 1.000 saya jual Rp 2.000. Lumayan, sehari dapat Rp 30.000," bebernya.
Di masa pandemi Covid 19 ini, ada juga orang yang murah hati dengan Ipung.
Dia mendapatkan bantuan berupa sembako dari pihak sekolah dan orangtua murid.