JAKARTA, KOMPAS.com - Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menegaskan, tidak ada pembatasan mobilitas masyarakat yang masuk dan keluar Jakarta dari kota penyangga seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Mobilitas masyarakat masih diperbolehkan selama mengikuti aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Pasalnya, masih banyak para pekerja dari kota-kota penyangga yang beraktivitas di Jakarta.
Baca juga: Beroperasi Normal, Bandara Soekarno-Hatta Tunggu Aturan Larangan Mudik dari Pusat
"Pergerakan orang di wilayah hukum Polda Metro Jaya masih diperbolehkan. Artinya, orang Bekasi masih bisa ke Jakarta, pekerja-pekerja dari Bintaro, Serpong misalnya masih bisa ke Jakarta," kata Sambodo dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui Instagram Polda Metro Jaya, Rabu (22/4/2020).
"Termasuk juga dari Depok masih bisa ke Jakarta dan sebaliknya dari Jakarta juga masih bisa ke Depok, Bekasi dan sebagainya," lanjut dia.
Sambodo mengungkapkan, pembatasan mobilitas masyarakat hanya diterapkan pada masyarakat Jabodetabek yang akan mudik.
Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari larangan mudik yang telah diputuskan Presiden Joko Widodo.
"Yang dibatasi adalah pergerakan manusia keluar dari wilayah Jakarta Depok Tangerang dan Bekasi," ujar Sambodo.
Oleh karena itu, setiap kendaraan pribadi ataupun angkutan umum yang hendak keluar wilayah Jabodetabek akan diputarbalikkan oleh polisi yang berjaga di pos pengamanan terpadu.
"Pelarangan mudik ini tidak berlaku bagi truk angkutan barang dan logistik terutama untuk sembako kebutuhan sehari-hari," ungkap Sambodo.
Seperti diketahui. larangan mudik itu diputuskan Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, melalui konferensi video, Selasa (21/4/2020).
Jokowi beralasan, masih banyak masyarakat perantauan yang bersikeras untuk mudik. Dari data Kementerian Perhubungan, sebanyak 24 persen masyarakat memutuskan tetap mudik.
Baca juga: Larangan Mudik, PO Bus Andalkan Jasa Pengiriman Logistik
Hal ini dikhawatirkan akan menjadi medium penularan Covid-19 di desa-desa karena para perantau dianggap merupakan orang yang tinggal di episentrum virus corona di Indonesia.
"Artinya masih ada angka yang sangat besar, yaitu 24 persen tadi," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.