Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kota Tangerang Menanti Bansos

Kompas.com - 23/04/2020, 07:11 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Tangerang telah memasuki hari keenam sejak ditetapkan Sabtu (18/4/2020) lalu.

Meski PSBB sudah berjalan hampir seminggu, Pemerintah Kota Tangerang menyatakan masih belum ada kejelasan terkait bantuan sosial (bansos) dari pemerintah pusat bagi masyarakat terdampak di wilayah itu.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, belum adanya bansos bukan karena pihaknya tak menyiapkan dana untuk membantu masyarakat Kota Tangerang di tengah PSBB.

Baca juga: Warga Tangerang Belum Terima Bantuan Sembako dari Pemerintah Senilai Rp 600.000 per KK

 

Ia mengaku terkendala aturan. Aturan menetapkan, masyakarat tidak boleh menerima lebih dari satu bantuan pemerintah pada saat bersamaan.

Akhirnya, Pemerintah Kota Tangerang menunggu keputusan pemerintah pusat. Menurut Arief, pemerintah pusat sudah siap menanggung dan memberikan bantuan untuk 75.000 kepala keluarga (KK) terdampak di Kota Tangerang.

150.000 KK terdampak

Pada 8 April 2020, Arief mengatakan, ada 64.000 KK kurang mampu di Kota Tangerang yang terdampak Covid-19.

"Jadi kami sudah melakukan pendataan, jumlahnya ada kurang lebih 64.000 KK," kata Arief.

Arief menambahkan, puluhan ribu KK tersebut terdata untuk diberikan bantuan pangan dari Pemkot Tangerang.

Pemerintah Kota Tangerang sendiri telah mengantongi data dan mulai mendistribusikan logistik ke beberapa kelurahan khususnya bagi KK yang terdampak.

"Mulai dari minggu kemarin, Sabtu (4/4/2020), sudah mulai terdistribusi 30 ton beras di beberapa kelurahan. Ini agak lama karena harus di-packing di Bulog," kata Arief.

Namun jumlah tersebut kembali direvisi setelah Gubernur Banten, Wahidin Halim, meminta agar Pemkot Tangerang juga ikut mendata warga yang tidak ber-KTP Tangerang yang ikut terdampak.

Selasa lalu setelah direvisi, Arief mengatakan ada 150.000 KK terdampak.  Dari jumlah itu, yang akan ditanggung Pemerintah Provinsi Banten sebanyak 75.000 KK dan pemerintah pusat 75.000 KK.

Dana Rp 138 miliar

Pada 9 April 2020, Pemerintah Kota Tangerang menambah anggaran penanganan Covid-19 dari Rp 98 miliar menjadi Rp 138 miliar.

Arief mengatakan, jumlah anggaran penanganan Covid-19 kemungkinan masih belum final karena akan terus dievaluasi selama masa pandemi.

"Ya ini (anggaran) terus kami evaluasi, terakhir itu sampai Rp 138 miliar," kata dia.

Menurut Arief, anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 138 miliar tersebut di luar bantuan pemerintah pusat.

Dari dana 138 miliar itu, Pemerintah Kota Tangerang menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga yang terdampak Covid-19 selama masa PSBB. Besaran yang diterima warga sebesar Rp 600.000 per KK.

Baca juga: Pemkot Tangerang Siapkan Rumah Singgah bagi PDP Covid-19

"BLT sebesar Rp 600.000 kepada warga terdampak dan kurang mampu," ujar Arief

Tidak hanya BLT yang direncanakan Pemkot Tangerang. Menurut Arief, pihaknya juga akan membuat posko pendaftaran Kartu Prakerja dan menyediakan tempat isolasi dan rumah singgah bagi pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

Bantuan dicarikan

Namun bantuan hingga kini belum bisa dicairkan. Menurut Arief, hal itu untuk menghindari ada warga yang mendapatkan bantuan dua kali, baik dari pemerintah pusat, daerah tingkat 1 dan 2.

Arief memilih untuk menunggu bantuan yang dijanjikan pemerintah pusat. 

Hingga hari kelima PSBB, bantuan sembako senilai Rp 600.000 tertunda penyalurannya karena alasan yang tidak diketahui.

"Harusnya (bantuan) pusat (didistribusikan) tanggal 20-21, tapi diundur lagi tanggal 25 (April). Saya juga enggak ngerti kenapa," kata dia.

Karena warga tidak boleh mendapat bantuan dari dua instasi yang berbeda pada saat bersamaan, Arief mengatakan, Pemkot Tangerang akan memberi bantuan bagi masyarakat yang belum dibantu pemerintah pusat maupun provinsi.

"Nanti kalau ada masyarakat yang terdampak yang belum ter-cover, di situ Pemerintah Kota hadir," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disamayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disamayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Kondisi Jasad Perempuan di Pulau Pari Sudah Membusuk, Ada Luka di Dada dan Leher

Megapolitan
Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar

Megapolitan
Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Motor Adu Banteng dengan Pembalap Liar di Bekasi, Seorang Perempuan Tewas di Tempat

Megapolitan
Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com