“Lebarannya mungkin hanya bisa menghabiskan waktu sendiri di kos bareng keluarga kos tanpa bisa silaturahmi ke keluarga di Jakarta,” kata dia.
Sama halnya, kesedihan juga dialami Lina (24), ibu rumah tangga yang biasanya tiap tahun pulang kampung ke Purwekerto, Jawa Tengah.
Kini ia tak bisa pulang lantaran ada larangan mudik. Meski demikian, tak ada pilihan lagi baginya untuk tetap di rumah.
Ia tetap mendukung Pemerintah melarang masyarakat mudik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Menurut dia, dengan menjalani ibadah bulan Ramadhan di rumah ia akan berusaha lebih dekat dengan tetangganya.
Sehingga tali silaturahmi dengan tetangga terus berjalan erat di tengah pandemi Covid-19.
“Ya kan biasanya saya ke kampung terus, kalau sekarang kan bisa berbagi jadinya sama tetangga. Silaturahmi. Ambil aja positifnya kan,” ucap dia.
Sementara Rima (25), pekerja swasta lainnya juga memilih mengukuti aturan pemerintah agar tak pulang kampung ke Malang.
Padahal ia sudah memesan tiket untuk mudik dari jauh-jauh hari. Namun apalah daya tiket yang ia beli harus hangus karena gagalnya rencana mudik tahun ini.
Ia memili mengikuti aturan berada di rumah agar bisa menjaga keselamatan dirinya dan orang lain. Sebab memutus rantai penyebaran virus.
“Siapa yang mau sakit, karena saya mau keluarga saya dan saya sehat. Saya harus patuh diam di rumah,” ucap Rima.
Meski tak pernah terbayangkan dia akan menjalani puasa dan Hari Raya Idul Fitri di tempat tinggal sendiri, ia harus berusaha menerima kenyataan.
Ia pun kerap mengobati rasa rindunya dengan keluarga untuk video call.
“Palingan video call sih, bangunin sahur, buka puasa,” kata dia.
Rima berharap dengan semua masyarakat mentaati Pemerintah untuk berdiam diri di rumah, maka membantu pula Pemerintah menangani kasus Covid-19.
Harapannya, kasus Covid-19 ini cepat terselesaikan.
“Semoga cepat selesai, saya ingin kembali normal. Tetap semangat teman-teman dan interaksi bisa lewat aplikasi canggih saat ini,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.