Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas di Tengah Mirisnya Kehidupan di Pesisir Jakarta Selama Pandemi Covid-19...

Kompas.com - 23/04/2020, 20:16 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia tak lagi sekadar penyakit yang menciderai ketahanan kesehatan nasional.

Penyakit ini telah menyerang berbagai sektor kehidupan termasuk perekonomian.

Hampir semua golongan manusia terdampak, entah si kaya, si miskin, pejabat hingga rakyat biasa.

Namun, sejauh ini mereka yang berpenghasilan harian lah yang paling merasakan penderitaannya.

Salah satu cerminan hal tersebut terjadi di pesisir Jakarta, tepatnya kawasan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca juga: Anies Sebut APBD DKI Anjlok 53 Persen Gara-gara Covid-19

Kebanyakan mereka mengharapkan pundi-pundi dari penghasilan harian seperti mengupas kulit kerang, berjualan, dan sebagainya.

Namun saat wabah ini menyerang, berbagai usaha itu lumpuh. Bahkan warga tak diberi kesempatan untuk memikirkan hari esok. Untuk isi perut hari ini saja sulit.

Hal itu disampaikan oleh Mahmud Hasibuan, pendiri Yayasan Rumpun Anak Pesisir yang berbasis di Blok Eceng, Muara Angke.

Biasa mengajar anak-anak tak mampu di sana, Mahmud cukup dikenal warga sekitar. Mereka tak segan mengutarakan keluh kesahnya kepada Mahmud.

"Mereka sudah kehilangan pekerjaan, yang mengupas kerang enggak boleh kumpul-kumpul dan diawasi. Ada juga ibu-ibu yang bercerita bagaimana susahnya mencari makan sampai harus minta-minta tetangga yang sebenarnya tidak mampu juga," kata Mahmud saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

Baca juga: Salah Sasaran Pembagian Bansos Covid-19 di DKI, Warga Mampu hingga Anggota DPRD Masuk Daftar Penerima

Di tengah himbauan untuk tetap di rumah, sebagian dari mereka malah alih pekerjaan sebagai pemulung sampai-sampai anaknya disuruh ikut membantu.

"Ada juga yang bilang 'saya pengen nekat mencuri tapi kalau masuk penjara siapa yang harus urusin anak saya' seperti itu," sambung Mahmud.

Belum lagi ada sejumlah warga yang terpaksa diusir dari kontrakannya karena tak mampu membayar uang sewa kepada si pemilik.

Sakin mirisnya kondisi di sana, dari 2.000 warga yang tinggal dalam satu RW, hampir semuanya mengalami hal yang serupa.

Mahmud menceritakan suatu ketika ada bantuan sosial datang, warga langsung berebut untuk mendapatkannya.

Baca juga: Namanya Masuk dalam Daftar Penerima Bansos, Anggota DPRD DKI: Main Comot Saja Itu

Hampir dari semua warga yang tak menerima bantuan meneriakkan "aku juga butuh bantuan".

Menyikapi hal tersebut, Mahmud dan delapan orang teman-temannya yang tergabung dalam Yayasan Rumpun Anak Pesisir berencana membuat dapur umum untuk menyediakan makanan berbuka puasa bagi warga yang tinggal di sana.

Rencananya, mereka akan menyediakan 500 paket makanan setiap harinya untuk mengurangi beban warga di sana.

Mahmud menyadari, 500 paket makanan tersebut tidaklah cukup untuk membantu ribuan jiwa yang tinggal di sana.

Namun ia menyadari bahwa mereka memiliki keterbatasan biaya alat dan tenaga.

Oleh karena itu, ia bersama timnya akan mensurvei mana mereka yang lebih membutuhkan dari yang butuh.

Untuk membantu pendanaan dapur umum tersebut, Yayasan Rumpun Anak Pesisir itu kemudian membuat penggalangan dana lewat website Kitabisa.com.

Berdasarkan informasi di website tersebut, donasi yang mereka kumpulkan mencapai angka Rp 64 juta yang didapat dari 2796 donatur.

Target yang dipasang oleh Yayasan Rumpun Anak Pesisir ialah Rp 500 juta untuk kebutuhan warga Muara Angke selama bulan Ramadhan.

"Kita sangat senang banget kalau ada teman-teman yang ingin ikut membantu, yang ingin join sama kita karena keterbatasan yang ada. Kita sebenarnya ingi membantu lebih dari 500 itu, KK-nya aja udah 2.000-an lebih di satu RW. Itu mayoritas tidak mampu," ucap Mahmud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com