Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkapan Aktivis Ravio Patra, antara Dugaan Provokasi dan Peretasan Nomor Whatsapp

Kompas.com - 24/04/2020, 06:31 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar penangkapan peneliti yang juga aktivis demokrasi Ravio Patra oleh kepolisian pada Kamis (23/4/2020) kemarin mengejutkan sejumlah kalangan.

Informasi penangkapan Ravio awalnya beredar di media sosial. Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto kemudian membenar penangkapan itu. Setelah itu, informasi penangkapan tersebut semakin viral. 

Damar mengungkapkan, Ravio ditangkap jajaran Polda Metro Jaya tetapi dia tidak tahu jajaran mana di kepolisian yang melakukan itu dan dari informasi yang dia himpun, Ravio berada di Polda Metro Jaya.

"Tidak tahu siapa yang menangkap, sekarang RP (Ravio Putra) ada di PMJ (Polda Metro Jaya)," kata Damar saat dikonfirmasi, Kamis.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Aktivis Ravio Patra Versi Koalisi Masyarakat Sipil

Damar menduga, penangkapan Ravio berkaitan dengan pesan berantai bernada provokatif yang dikirim melalui nomor WhatsApp Ravio.

Menurut Damar, akun WhatsApp Ravio telah diretas oleh oknum tak bertanggung jawab. Ravio menceritakan kepada Damar tentang peretasan akun WhatsApp miliknya pada Rabu lalu  pukul 14.00 WIB.

Ketika itu, kata Damar, saat Ravio mencoba untuk mengakses akun WhatsAppnya, muncul tulisan "You've registered your number on another phone". Ravio pun menerima pesan berisi permintaan pengiriman OTP (one time password).

Damar menyarankan agar Ravio melaporkan dugaan peretasan akunnya melalui call center WhatsApp.

"Peristiwa itu saya minta segera dilaporkan ke Whatsapp. Akhirnya oleh head of security Whatsapp dikatakan memang terbukti ada pembobolan," ujar Damar.

Selang dua jam, Ravio akhirnya bisa mengakses kembali akun WhatsApp-nya. Saat itu, Ravio mengetahui bahwa peretas akun WhatsApp-nya telah mengirimkan pesan bernada provokatif.

Intinya pesannya mendorong orang untuk berkumpul dan melakukan penjarahan pada 30 April.

Masih pada Rabu siang itu, kata Damar, Ravio mendapat panggilan dari sejumlah nomor asing dengan kode negara Malaysia dan Amerika Serikat.

Damar kemudian menyarankan Ravio mengumpulkan semua bukti berkaitan dengan peretasan akun WhatsApp-nya. Namun, Damar tidak dapat menghubungi Ravio pada Rabu pukul 19.14 WIB.

"Sudah lebih dari 12 jam tidak ada kabar, saya baru dapat informasi Ravio ditangkap semalam oleh intel polisi di depan rumah Aman," ungkap Damar.

Mencari Ravio

Setelah informasi penangkapan Ravio tersebar di media sosial, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) berusaha mencari Ravio untuk memberikan pendampingan hukum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com