Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Polisi Bujuk Masyarakat yang Masih Ngotot Mudik meski Dilarang

Kompas.com - 24/04/2020, 17:29 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah resmi melarang masyarakat untuk mudik mulai Jumat (24/4/2020) ini.

Hal tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19 secara masif ke daerah lain.

Bahkan, aturan tersebut telah tertuang dalam Pasal 6 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 yang diteken Menteri Perhubungan Ad Interem Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (23/4/2020).

Namun, pada kenyataannya tak sedikit yang mengabaikan larangan itu.

Baca juga: Jumlah Pemudik dari Terminal Jatijajar Depok Melonjak 2 Hari Sebelum Larangan Mudik Berlaku

Pasalnya, masih banyak ditemui masyarakat yang nekat untuk mudik.

Salah satunya yang ditemukan pihak kepolisian pada dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.

Kasatlantas Metro Bekasi Kota AKBP Ojo Ruslani mengatakan, awalnya ia menghentikan beberapa mobil dari arah Kalimalang menuju Bekasi yang dicurigai mengangkut penumpang banyak.

Karena bentuk mobilnya seperti mobil travel luar kota, akhirnya diberhentikan oleh petugas di Inspeksi Kalimalang, Sumber Arta.

“Dia melintas dari arah Jakarta ke Kalimalang, Bekasi. Ini rombongan mau mudik. Karena dalam kendaraan itu ada dua di depan, tiga orang di tengah, dan tiga orang lainnya di belakang,” ujar Ojo saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/4/2020).

Lalu, karena curiga, petugas langsung menanyakan rombongan tersebut hendak pergi ke mana.

Rombongan itu beralasan mau ke Bekasi.

Namun, polisi makin curiga karena beberapa penumpang membawa tas besar layaknya orang pulang kampung.

Kemudian, polisi memeriksa satu per satu KTP dari penumpang dan sopir. KTP penumpang dan sopir sama-sama Brebes.

“Ketahuan mereka bohong, bilangnya mau ke Bekasi. Mau ke Bekasi kok semua KTP-nya Brebes,” kata Ojo.

Penumpang dan sopir sempat mengelak saat ditanyakan tujuan mereka. Mereka tetap berkeras beralasan hendak ke Bekasi.

Karena polisi mendesak, akhirnya salah satu penumpang mengaku kalau mereka hendak ke Brebes.

Mereka beralasan untuk menjalani bulan Ramadhan ini bersama keluarga.

“Masih enggak ngaku awalnya, tapi ya namanya petugas minta mereka jujur. Baru deh diakui, ‘Iya, Pak kami mau ke Brebes, keluarga kami ada di sana’, gitu katanya,” kata Ojo sambil menirukan.

Diakui Ojo, rata-rata penumpang yang ada di mobil itu penjual makanan di warung Tegal.

Baca juga: Jumlah Pemudik dari Terminal Jatijajar Depok Melonjak 2 Hari Sebelum Larangan Mudik Berlaku

“Pedagang Warteg ada juga yang ibu rumah tangga, mereka merantau ke Jakarta,” ucap Ojo.

Karena mengetahui rombongan tersebut hendak mudik ke Brebes, petugas langsung meminta mereka untuk putar balik.

Sayangnya, butuh waktu lama meminta mereka untuk putar balik.

Sebab, para penumpang terus memohon agar mereka diperbolehkan mudik bertemu sanak saudaranya.

“Mereka terus menanyakan, ‘Ini benar Pak disuruh putar balik? Boleh dong jalan, Pak’. Ya memohon gitu. Bingung juga, namanya aturan,” ucap Ojo.

Namun, apalah daya aturan tetap aturan.

Ojo mengatakan, pihak kepolisian tetap meminta mereka untuk putar balik.

Kata Ojo, para petugas memberikan pengertian hal yang terjadi jika mereka hendak pulang kampung saat ini.

“Saya bilang aja, ‘Tetap enggak boleh, khawatir penyebaran Covid-19 meluas, tunggu sampai Covid-19 selesai habis Lebaran baru pulang’. Lalu mereka lama-lama ngerti,” ujar dia.

Setelah bujukan pihak kepolisian berhasil, akhirnya mobil rombongan itu putar balik ke Jakarta atau ke rumah masing-masing.

“Langsung putar balik mereka, mau gimana lagi, karena kan enggak boleh mudik,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com