Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Persoalan Bansos Berujung Perkelahian Warga, Camat Bela Ketua RT

Kompas.com - 26/04/2020, 08:36 WIB
Dean Pahrevi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Viral di media sosial informasi pemukulan dan pengeroyokan seorang warga oleh pihak kerabat RT di Jalan Rawabinangun III, RT 06, RW 08, Rawabadak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Informasi itu beredar dari akun Facebook Rafaell Rafa yang merupakan saudara korban. Dalam unggahan Rafaell, terdapat foto-foto saudaranya alami luka bekas cakaran.

Dalam unggahan itu pula disebutkan bahwa pemukulan terjadi berawal saat warga tersebut bertanya kepada RT setempat soal bantuan sosial.

"Ditanya baik-baik soal sembako kok jadi RT-nya ngotot dan bicara kasar kepada warganya, dan ngusir warganya juga," tulis akun tersebut.

Kronologi

Salah seorang saksi mata, Rusli (65) mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Kamis (23/4/2020) sore.

Saat itu dua orang bernama Nurhayati dan Nur Ayni menanyakan perihal bantuan sosial dari pemerintah kepada Ketua RT setempat bernama Imas.

Baca juga: Polisi Usut Kasus Perkelahian gara-gara Paket Bansos di Koja

Jawaban dari Imas pun tidak memuaskan Nurhayari dan Nur Ayni. Sontak, Nur Ayni berucap kata kasar usai mendengar jawaban Imas yang tidak memuaskannya.

Hal itu membuat anak Imas, Prita marah kepada Nur Ayni. Keduanya pun berkelahi dengan saling menjambak.

"Rupayanya Nung (Nur Ayni) ini ngomongnya agak kasar ke anak ibu RT, si Prita. Tapi saya bilang ke dia (Prita) supaya pulang, pulang dia," kata Rusli saat ditemui di kediamannya, Jumat (24/4/2020), seperti dikutip Tribun Jakarta.

Tidak ada pengeroyokan

Rusli menambahkan bahwa tidak ada aksi pengeroyokan dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, warga yang berada di lokasi kesulitan melerai keduanya saat berkelahi.

"Kalau pengeroyokan enggak ada, hanya misahinnya waktu itu manusianya banyak," kata dia.

Nur Ayni sendiri diketahui bukan warga Rawabadak Utara, melainkan warga Lagoa, Koja, Jakarta Utara.

Baca juga: Viral Informasi RT Pukuli Warga yang Tanya soal Bansos, Ini Klarifikasi Camat Koja

Sedangkan, Nurhayati masih terdaftar sebagai warga Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, namun sudah lama pindah dan tinggal di Kota Bekasi.

Nurhayati tak berhak terima bansos

Sementara itu, Camat Koja Ade Himawan mengatakan bahwa Nurhayati tidak berhak menerima bantuan sosial meski masih terdaftar sebagai penerima bantuan.

Hal itu karena Nurhayati sudah bertahun-tahun pindah dan tinggal di Kota Bekasi.

"Nurhayati tidak tinggal di situ lagi, jadi dia tidak berhak menerima bantuan, dikembalikan ke Dinas Sosial," ucap Ade.

Baca juga: Viral Info RT Pukuli Warga yang Tanya soal Bansos, Ini Cerita Saksi

Menurut Ade, keputusan Ketua RT bernama Imas sudah tepat sesuai prosedur dengan mengembalikan jatah bansos Nurhayati ke Dinas Sosial.

Polisi Usut

Kasus perkelahian itu ternyata lanjut ke pihak kepolisian. Nur Ayni melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Utara dengan Nomor: LPB/297/K/IV/2020/PMJ/RESJU.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan bahwa pihaknya sedang dalam tahap penyelidikan dan segera memeriksa keluarga RT setempat.

"Sudah laporan lagi dalam penyidikan. Dalam waktu dekat keluarga RT akan kita panggil untuk proses penyelidikan," kata Wirdhanto saat dikonfirmasi, Sabtu (25/4/2020).

Bagian dalam proses penyelidikan, Wirdhanto menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami kronologi kejadian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com