Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelandangan, yang Terpaksa dan yang Berpura-pura

Kompas.com - 28/04/2020, 10:58 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak buruk pada perekonomian masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan tidak tetap.

Sejumlah warga ada yang kehilangan pekerjaan sampai akhirnya menjadi gelandangan atau tidur di emperan karena tidak mampu lagi bayar sewa kontrakan atau indekos dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satunya adalah Reza, bekas karyawan toko yang sudah hampir satu bulan tidur di trotoar Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia mengaku terpaksa menggelandang karena tidak mampu membayar indekos semenjak tempat kerjanya tutup begitu wabah Covid-19 merebak.

Baca juga: Alat Terbatas, Tak Semua Tunawisma di GOR Karet Tengsin Jalani Rapid Test

Contoh lain adalah Fahmi. Dia mengaku harus tidur di pinggir jalan karena kehabisan uang untuk sewa indekos setelah diberhentikan dari tempat kerja di sebuah mal.

Kini, mereka hanya bisa tidur di trotoar dan mencari makan dengan mendatangi tempat-tempat pembagian makanan gratis, biasanya di pinggir jalan.

"Tidur di Tanah Abang bertiga bareng kan. Terus di situ juga cari makan di jalan. Ada yang bagi sembako kami kejar, yang bagi makan juga kami kejar," kata Fahmi dalam wawancara yang disiarkan Kompas TV, Kamis (23/4/2020) lalu.

Kondisi itu akhirnya mendapatkan perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemprov DKI kemudian menyediakan penampungan sementara buat mereka.

Untuk wilayah Jakarta Pusat, pemerintah memanfaatkan Gelanggang Olah Raga (GOR) Karet Tengsin, Tanah Abang sebagai penampungan sementara bagi mereka yang terpaksa menggelandang karena tidak lagi bekerja dan tidak memiliki penghasilan untuk menyewa tempat tinggal.

Tunawisma palsu

Namun tidak semua orang yang menggelandang di pinggir jalan punya kisah seperti Reza dan Fahmi. Banyak dari orang yang tampak menggelandang itu sebenarnya punya tempat tinggal, punya rumah. Mereka sengaja tinggal di emperan demi mendapatkan bantuan.

Kepala Suku Dinas Sosial (Kasudinsos) Jakarta Pusat, Ngapuli Paranging-angin menjelaskan, pihaknya melakukan penilaian terhadap para gelandangan yang akan ditempatkan GOR Karet Tengsin.

Dari hasil asesmen yang dilakukan, terungkap bahwa rata-rata para gelandangan itu memilih tidur di emperan untuk memanfaatkan momen Ramadhan.

Sudah menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun selama Ramadhan, ada saja dermawan yang akan membagikan bantuan kepada orang-orang yang tidur di emperan. Hal itulah yang diincar orang-orang yang pura-pura jadi gelandangan.

"Rata-rata hasil asessmen kalau menjelang bulan puasa banyak yang tiba-tiba tidur di emperan. Apalagi sekarang ditambah alasan menggelandang mereka, saat ini Covid-19. Malah ada yang bilang cuma ikut-ikut teman (tidur di emperan),” kata Ngapuli, Sabtu lalu.

Menurut Ngapuli, beberapa di antara orang-orang seperti itu bahkan masih memiliki keluarga atau kerabat dekat di Jakarta yang bisa menampung mereka.

"Mereka sebenarnya ada keluarga di sini, bukannya dia terlantar atau gelandang di sini. Jadi ada rumah keluarganya di sini, dia domisilnya di Jakarta,” ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com