Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tersentuh Bansos dan Ditolak Kartu Prakerja, Buruh Bingung Pikirkan Nasib Keluarga

Kompas.com - 30/04/2020, 03:32 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejak 22 April lalu, Arief Budiarto resmi menjadi seorang pengangguran lantaran menjadi satu dari 31 orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaannya.

Arif menjabat sebagai kepala gudang di PT Karya Baja Sentosa. Ia sudah enam tahun bergelut dan menjadi karyawan di sana.

Dia akhirnya di-PHK, dengan alasan bahwa perusahan memecat 31 karyawannya lantaran lesunya perekonomian akibat Covid-19.

Baca juga: Dilema Buruh Pasca-PHK, Bingung Hidupi Keluarga, tetapi Tak Bisa Pulang Kampung

Pria yang tinggal bersama istri dan seorang anak perempuannya berusia enam bulan tersebut kini bingung harus mencari penghidupan ke mana setelah opsi pulang kampung ditutup oleh Pemerintah Pusat.

Ditolak pendaftaran Kartu Prakerja

Setelah resmi menyandang status pengangguran, Arif sempat berharap pada program pemerintah pusat yang diluncurkan dengan nama Kartu Prakerja.

Namun, harapan tersebut kandas, setelah dia beberapa kali mencoba mendaftar Kartu Prakerja tetapi selalu mendapat penolakan.

"Saya kemarin sudah pernah coba, tapi kok enggak bisa-bisa, apa saya salah atau gimana, enggak tahu," tutur Arif saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: Jokowi Jawab Kritik soal Kartu Prakerja

Penolakan tidak dialami oleh dirinya sendiri, Arif sempat menanyakan kepada teman-temannya yang terkena PHK soal pendaftaran kartu prakerja tersebut.

Namun sayang, hasilnya nihil. Nasib penolakan pengaplikasian Kartu Prakerja juga dialami teman-temannya.

Tak tersentuh bantuan sosial

Setelah harapannya untuk mendapat bantuan dari program prakerja pupus, Arif berharap ada bantuan sosial yang bisa dia terima dari pemerintah.

Janji bantuan sosial senilai Rp 600.000 per kepala keluarga, baik dalam bentuk sembako, atau bentuk bantuan tunai, sangat dia harapkan.

Tapi sekali lagi, harapannya tidak kunjung datang, hingga di hari ke-7 status pengangguran dia sandang.

Baca juga: Ini Daerah dengan Rasio Pengangguran Terbanyak di Indonesia

"Saya sih enggak dapat, saya dengar ada teman-teman yang dapat, tapi itu hanya 4 sampai 5 orang saja," tutur Arif.

Kini dia hanya berharap di tengah kebutuhan hidup yang makin menghimpit, sewa kontrakan, gizi untuk sang buah hati yang masih usia 6 bulan dan kebutuhan lainnya bisa dia atasi dengan menjadi marketing dadakan.

Dia berharap, ada solusi dari pemerintah dari ketidakpastian masa depan pendapatan buruh yang terkena PHK akibat Covid-19.

Baca juga: Imbas Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bisa Melonjak

"Saat ini tetap berjuang dan bersabar dalam senyuman aja," kata dia sembari tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com