Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Medis Terinfeksi Corona Cukup Tinggi, PPNI Sorot Kelayakan APD dan Jam Kerja Perawat

Kompas.com - 05/05/2020, 13:43 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah perawat yang dinyatakan positif Covid-19 di wilayah Jakarta Utara terbilang cukup tinggi yakni mencapai 16 orang.

Bahkan, jika dihitung dengan jumlah perawat yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) jumlahnya lebih besar lagi.

Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jakarta Utara H Maryanto menjelaskan bagaimana kondisi perawat-perawat di Jakarta Utara di tengah pandemi ini.

Baca juga: Hingga Kini, Ada 3 Perawat di Jakarta Utara yang Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Temuan PPNI pertama ialah masih kurangnya ketersedian alat pelindung diri (APD) bagi perawat terutama di sejumlah rumah sakit kecil.

"Kita lihat di salah satu RS itu APD sampai coklat, masker juga sampai coklat. Jangan-jangan dicuci sampai beberapa kali," kata Maryanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/5/2020).

Maryanto menyebutkan persebaran bantuan APD saat ini belum begitu merata. Banyak bantuan terpusat di rumah sakit rujukan nasional Covid-19.

Padahal, rumah sakit swasta tersebut juga butuh akan APD karena di masa pandemik seperti sekarang kehati-hatian sangat diperlukan.

PPNI Jakarta Utara sendiri tengah menggalakkan membagikan bantuan APD dan multivitamin ke setiap rumah sakit yang ada.

Masalah kedua yang ditemukan di rumah sakit yang ada ialah minimnya keterbukaan data tentang pasien Covid-19 baik dari manajemen rumah sakit ataupun pemerintah kepada para perawat.

"Kurang terbuka dengan kondisi apakah itu Covid atau bukan. Ini yang sulit, karena kalau enggak dibuka, membahayakan petugas juga," ucap Maryanto.

Padahal, data mengenai pasien positif dan riwayat kontaknya sangat dibutuhkan oleh para perawat agar bisa menentukan cara penindakan pasien.

Masalah terakhir yang ditemukan ialah terkait jam kerja para perawat. Standarnya jam kerja perawat itu hanya empat jam.

"(Idealnya) kayak RSPI Sulianti Saroso itu empat jam, jadi satu perawat satu pasien," ucap Maryanto.

Baca juga: Berstatus PDP, Perawat RS Sukmul Sisma Medika Meninggal Dunia

Namun, di tengah pandemi ini, banyak perawat yang justru terpaksa bekerja ekstra dengan asupan gizi yang terbilang kurang.

Hal ini lah yang kemudian mendasar PPNI membagi-bagikan multivitamin kepada perawat-perawat yang aktif di Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com