Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Sekolah Swasta di Jakarta Bakal Dapat Bantuan Kuota Internet untuk Mengajar

Kompas.com - 05/05/2020, 18:38 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Kegiatan belajar mengajar lewat rumah selama pandemi Covid-19 memberikan hambatan tersendiri bagi murid maupun guru. 

Di samping terbatasnya kapasitas untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, pembiayaan kuota internet rupanya jadi masalah tersendiri.

Banyak guru dari sekolah swasta kecil di Jakarta mengeluhkan biaya internet yang mahal selama melakukan kegiatan belajar mengajar jarak jauh. 

Baca juga: Kami Tak Punya TV dan Handphone Android, Tak Bisa Ikut Belajar dari Rumah TVRI

Mereka harus membayar biaya kuota dari kantong sendiri karena pihak sekolah tidak pernah merencanakan adanya anggaran tersebut.

Karenanya, Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) merencanakan akan membagikan biaya kuota kepada guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah di kawasan DKI dan sekitarnya.

"Kita sudah lakukan survei dan berencana akan bagi untuk semua sekolah swasta. Prinsipnya sekolah-sekolah swasta kecil yah," ucap ketua yayasan YIIM Chrisbiantoro saat dihubungi, Selasa (5/5/2020).

Baca juga: Survei Kemen PPPA: 58 Persen Responden Tak Senang Belajar dari Rumah

Bantuan tersebut dimulai dari sekolah SDKN Anglo di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat.

Sebanyak 16 guru diberikan masing-masing kuota internet untuk mengajar sebesar Rp 200.000 dalam sebulan. Pemberian itu akan diberikan selama dua bulan.

Chrisbiantoro menilai bantuan tersebut sangat dibutuhkan mengingat kegiatan mengajar hingga rapat antarguru juga dilakukan dengan jarak jauh via sambungan internet.

"Guru itu mengajar 24 jam, maksimal 32 jam, tinggal kali 4 minggu saja dalam sebulan, berapa itu. Hampir setiap hari butuh internet, sedangkan keuangan sedang menipis di tengah pandemi (Covid-19)," jelas dia.

Beberapa sekolah lain di kawasan Jakarta Pusat dan Depok pun sudah disurvei guna diberikan bantuan. Namun, Chrisbiantoro mengaku tidak semua sekolah mau membuka data kekurangan tersebut karena takut diungkap ke publik.

"Jadi agak sulit memang untuk beberapa sekolah. Kita hanya terfokus pada sekolah swasta karena sekolah negeri biasanya ada dana dari pemerintah," ucap dia.

Tidak hanya kepada guru, YIIM juga akan memberikan kuota internet kepada murid yang melakukan kegiatan belajar lewat sambungan internet.

Namun, pemberian kuota ini melalui seleksi yang ketat sehingga bantuan tepat sasaran.

"Murid-murid ini kan rata-rata pakai handphone untuk orangtuanya. Nah di satu sisi orang tuanya ada pakai untuk keperluan lain seperti nonton drama Korea, ada yang nyambi untuk dagang online dan lain lain, saya survei dulu lah ke beberapa koresponden," kata dia.

Dia memastikan nantinya murid yang yang mendapat bantuan berasal dari keluarga yang benar-benar terhambat biaya kuota internet untuk belajar di rumah.

Selain itu, murid juga akan diberikan alat tulis lengkap dan buku untuk kegiatan belajar di rumah.

"Kita hanya ingin tidak ada kendala  murid untuk menimba ilmu walau ditengah pandemi Covid-19 ini," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com