Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Covid-19, Pendapatan Pajak DKI Diprediksi Turun 50 Persen

Kompas.com - 06/05/2020, 12:10 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprediksi, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak rata-rata berkurang lebih dari 50 persen.

Hal itu dilaporkan dan dibahas Pemprov DKI Jakarta bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta pada Selasa (5/5/2020) kemarin.

PAD yang semula Rp 57,561 triliun pada tahun ini diprediksi turun ke angka Rp 26,423 triliun.

Secara keseluruhan, Pemprov DKI Jakarta juga memprediksikan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) turun 53,65 persen yakni dari Rp 87,95 triliun menjadi Rp 47,18 triliun.

Baca juga: Anies Sebut APBD DKI Anjlok 53 Persen gara-gara Covid-19

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menjelaskan, penurunan itu dikarenakan kondisi Indonesia termasuk Jakarta yang sedang dilanda pandemi virus corona (SARS-CoV-2).

"Karena kan banyak sekali enggak masuk kan, misalnya hotel, hiburan, pajak-pajak itu kan enggak masuk semua otomatis," ucap Suhaimi, Rabu.

Menurut dia, hanya satu pemasukkan pajak yang diprediksi tetap utuh yakni pajak rokok yang bakal dikantongi 100 persen.

"Yang tidak berkurang cuma pajak rokok, tapi yang lain-lainnya secara umum berkurang," kata dia.

Kompas.com mendapat dokumen pembahasan yang menunjukkan ada 14 jenis pajak daerah yang turun dan perkiraan besaran penurunannya, yaitu:

1. Pajak kendaraan bermotor yang semula ditentukan dalam APBD 2020 senilai Rp 9,5 triliun, diperkirakan menjadi Rp 7,12 triliun atau turun 25 persen.

2. Pendapatan dari Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan Bermotor yang semua Rp 5,9 triliun perkiraan menjadi 2,57 triliun atau turun 43,64 persen.

3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor (BBKB) semula ditargetkan Rp 1,4 triliun menjadi Rp 700 miliar atau turun 50 persen.

4. Pajak air tanah dari Rp 120 miliar menjadi Rp 45 miliar atau turun 37,5 persen.

5. Pajak hotel dari Rp 1,95 triliun menjadi Rp 625 miliar atau turun 35 persen.

6. Pajak restoran dari Rp 4,25 triliun menjadi Rp 1,45 triliun atau turun 34,12 persen.

7. Pajak hiburan dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 300 miliar atau turun 72 persen.

8. Pajak reklame dari Rp 1,32 triliun menjadi Rp 200 miliar atau turun 80,09 persen.

9. Pajak penerangan jalan dari Rp 1,02 triliun menjadi Rp 475 miliar atau turun 54,34 persen.

10. Pajak parkir dari Rp 1,35 triliun menjadi Rp 575 miliar atau turun 47 persen.

11. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dari Rp 10,6 triliun menjadi Rp 1,72 triliun atau turun 84 persen.

12. Pajak rokok tetap pada angka Rp 650 miliar.

13. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBB-P2) dari Rp 11 triliun menjadi Rp 6,12 triliun atau turun 55,68 persen.

Meski demikian, angka tersebut merupakan prediksi yang kemungkinan bisa kembali naik jika pandemi lebih cepat selesai.

"Tapi prediksi ini masih sangat bisa jadi berubah lagi melihat kondisi Covid-19. Artinya, kalau kondisinya semakin tinggi otomatis kondisinya semakin rumit kan. Tapi kalau menurun, ya berarti bisa naik lagi APBD-nya," kata Suhaimi.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, APBD tahun 2020 menurun hingga 53 persen gara-gara pandemi Covid-19. Dengan demikian APBD senilai Rp 87,95 triliun itu hanya tersisa kurang dari separuhnya.

"Kami mengalami kontraksi hingga hampir 53 persen berkurang. Jadi anggaran kami tinggal 47 persen dari anggaran semula," ujar Anies dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) yang digelar secara online pada 23 April 2020.

Baca juga: Realokasi APBD untuk Penanganan Covid-19 Mencapai Rp 56,57 Triliun, DKI Terbesar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com