Surat tersebut sebagai bukti mereka sudah sehat usai menjalani rangkaian tes kesehatan.
Bidang Penanganan Satuan Gugus Tugas Covid-19 Tangsel, Suhara Manullang mengatakan, para pasien ODP dan PDP yang sudah dipulangkan masih tetap dipantau oleh petugas puskesmas sesuai tempat tinggal masing-masing.
"Kita berikan surat rujukan kontrol. Kita di sini menggunakan sistem rujukan puskemas dan dikembalikan nanti ke puskesmas," kata Suhara saat dikonfirmasi, Kamis, malam.
Baca juga: 10 Artis Terseret Kasus Narkoba Sejak Awal 2020, dari Lucinta Luna hingga Roy Kiyoshi
"Angka-angka (ODP dan PDP) yang di puskemas dilaporkan ke gugus tugas akan berkurang. Karena itu masuk dan keluarnya dilaporkan ke puskesmas," ucapnya.
Jaga psikologis pasien
Selama mengkarantina para pasien ODP dan PDP, Satuan Gugus Tugas memberikan fasilitas yang layak seperti nuansa rumahan.
Kelebihannya, yakni dengan menyediakan Psikolog untuk memeriksa psikis para pasien sesaat baru menjalani karantina.
"Kita ada psikolog di sini dan ada pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi yang dikarantina. Mereka bisa menyampaikan keluhan-keluhan," kata Suhara.
Suhara menyadari penyediaan paikolog sangat penting guna mengetahui keadaan jiwa para pasien.
"Jadi yang saya coba tangkap dari keluhan-keluhan pasien. Ada yang ditolak masyarakat. Tapi kalau sampai diusir sih tidak, tapi di kucilkan," katanya.
Selain itu, satuan gugus tugas di rumah lawan Covid-19 telah memiliki jadwal tersendiri guna menjaga kondisi tubuh selama menjalani karantina.
Salah satunya kegiatan berjemur yang harus dilakukan para pasien ODP dan PDP.
"Kalau pagi itu mereka pada berjemur. Lokasi (berjemur) ODP dan PDP juga berbeda," ucapnya.
Hasil swab lebih cepat
Satuan Gugus Tugas Tangsel juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia (UI) dalam menangani pasien ODP dan PDP yang menjalani karantina di rumah lawan Covid-19.
Kerja sama tersebut mempercepat pemeriksaan hasil swab terhadap pasien.
"Kerja sama dengan RS UI untuk test swab, bukan ke litbangkes. Jadi hasil (swab) itu bisa lebih cepat hanya lima hari," ujar Suhara.
"Karena fokus kita kan memisahkan yang sehat dari yang sakit dan sebaliknya, agar tidak tertular," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.