Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DTKJ Rekomendasikan Tujuh Hal Antisipasi Macet Usai Pandemi Covid-19

Kompas.com - 10/05/2020, 19:24 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DTKJ (Dewan Transportasi Kota Jakarta) Haris Muhammadun menyebut, telah menyiapkan tujuh rekomendasi untuk mencegah kemacetan dan membeludaknya penumpang angkutan publik di Jakarta pasca pandemi Covid-19.

Pasalnya, berdasarkan data Tomtom Index tercatat penurunan kemacetan sebanyak 32 persen di wilayah DKI Jakarta selama pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, kualitas udara Jakarta tergolong membaik karena menurunnya tingkat polusi udara.

"Kami di DTKJ menjadikan bahan rekomendasi kepada pemerintah daerah. Ada tujuh rancangan rekomendasi DTKJ untuk menjaga transportasi di Jakarta tetap lancar setelah pandemi corona," kata Haris dalam diskusi online yang disiarkan langsung melalui Zoom, Minggu (10/5/2020).

Baca juga: Jalan Akses UI Macet pada Hari Pertama PSBB Depok

Rekomendasi pertama adalah menerbitkan aturan untuk mempertahankan meeting online dalam rangka meminimalisasi pergerakan orang.

"Oleh karena itu, dalam rangka meminimalisasi pergerakan orang, DTKJ juga sudah membahas ini dengan rekan anggota lain untuk melakukan rekomendasi ini (mempertahankan meeting online) supaya ditetapkan saja," ungkap Haris.

Kedua, menerbitkan aturan untuk membagi secara proporsional antara belajar online dan belajar tatap muka di perguruan tinggi, sekolah menengah dan sekolah dasar.

Ketiga, menerapkan aturan jam operasional berbeda untuk perkantoran, kampus dan sekolah, sehingga tidak terjadi lonjakan perjalanan pada waktu tertentu.

"Bisa saja terjadi, masih ada lonjakan pada pagi dan sore hari, tapi tidak terlalu tajam," ujar Haris.

Baca juga: Pasar Minggu Masih Macet di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Kata Kepolisian

Keempat, reformasi angkot dengan pola manajemen, design kapasitas, integrasi intern dan antar moda serta perluasan Jak-Lingko (angkot by the service).

Kelima, penguatan aspek transportasi dalam TOD, yakni konektivitas, integrasi atau keterpaduan angkutan lanjutan, fasilitas pedestrian dan sepeda.

Keenam, mendorong BUMD DKI untuk membangun hunian komersial pada simpul transportasi publik.

Terakhir, percepatan penerapan Electronic Road Pricing (ERP) untuk pengendalian penggunaan kendaraan pribadi dan kebijakan pendukungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com