Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Terima Alat Kesehatan untuk Tes Covid-19 Massal

Kompas.com - 11/05/2020, 07:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok disebut telah menerima alat-alat kesehatan dari Pemprov Jawa Barat pada Sabtu (9/5/2020) lalu.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, alat-alat tersebut diberikan berkaitan dengan rencana digelarnya tes Covid-19 secara massal di Kota Belimbing.

"Sudah dirapatkan pelaksanaannya (tes massal). Alat-alat dari provinsi baru di-drop ke Rumah Sakit Universitas Indonesia," ujar Dadang kepada wartawan via keterangan tertulis, Minggu (10/5/2020).

Baca juga: [UPDATE] Covid-19 di Depok: Tambah 6 Kasus Positif

Akan tetapi, ia tak menjelaskan lebih jauh kapan pelaksanaan tes Covid-19 secara massal itu akan digelar dan berapa kapasitas tesnya.

Ia hanya menyinggung bahwa tes Covid-19 secara massal bakal menyasar para ODP, PDP, tenaga kesehatan, pedagang pasar, serta pelaku perjalanan dan akan diselenggarakan "dalam waktu dekat".

Sebelumnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris pada Kamis (7/5/2020) menjamin bahwa penyelenggaraan tes Covid-19 secara massal kelak menggunakan metode swab PCR, bukan rapid test yang tingkat akurasinya rendah.

Di Kota Bekasi, inisiatif sejenis lebih dulu dijalankan oleh Wali Kota Rahmat Effendi dan jajaran dengan menghelat tes massal berbasis swab PCR di Stasiun Bekasi, jalan raya di perbatasan kota, serta pasar tradisional.

Baca juga: Belajar dari Kasus Penumpang KRL Positif Covid-19, Pemkot Depok Didesak Gelar Tes Swab Besar-besaran

Lebih dari 1.000 tes Covid-19 massal telah dilakukan di Bekasi dan berhasil mendapati lebih dari 10 OTG positif Covid-19 yang melakukan aktivitas di luar rumah.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Alif Noeriyanto menjelaskan bahwa tes massal penting dilakukan guna memperoleh data riil kasus Covid-19 di lapangan.

Berbekal data riil soal tingginya kasus Covid-19 yang selama ini tak terdeteksi, pemerintah bisa menempuh kebijakan yang lebih efektif untuk menangani pandemi, sehingga pemerintah maupun publik tak perlu alergi jika kasus melonjak akibat tes massal.

"Kasus di Singapura, dengan screening massal yang masif, karantina yang baik, jumlah kasus banyak, tapi jumlah kematian sedikit dan jumlah sembuh banyak. Artinya memang kita tidak perlu takut dengan jumlah positif yang banyak," kata Alif ketika dihubungi pada Jumat (8/5/2020).

"Tidak apa-apa, karena kita bisa tahu dan bisa memetakan orang-orangnya (positif Covid-19). Ketika dipetakan, kita tahu titik-titiknya. Ketika tahu dimana titik-titiknya, kita bisa kunci (isolasi)," jelas dia.

Khusus Kota Depok, di atas kertas, bisa saja terdapat 100.000 orang positif Covid-19 dari total 2,4 jutaan penduduk Depok saat ini, lanjut Alif.

Perhitungan ini hanya perhitungan kasar, merujuk pada angka infection rate Covid-19 di seluruh dunia sekitar 4 persen dari total populasi.

"Ini hitungan secara umum. Artinya kalau mau frontal, ayo," desak Alif.

"Idealnya, kalau mau uji swab serentak, 10 persen dari total penduduk Depok, artinya 240.000 orang dites massal. Kita dapat angka di situ, kemudian kita lacak klasternya untuk diisolasi sehingga akan aman," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com