DEPOK, KOMPAS.com - Penambahan kapasitas laboratorium pemeriksaan Covid-19 berbasis polymerase chain reaction (PCR) semakin penting, seiring terus meningkatnya temuan kasus Covid-19 di daerah-daerah.
Maka, inisiatif setiap daerah untuk menambah laboratorium pemeriksaan Covid-19 ibarat membawa angin segar.
Dengan kian banyaknya jumlah laboratorium, maka pemeriksaan Covid-19 tak perlu lama mengantre.
Baca juga: RS Brimob Kelapa Dua Kini Bisa Lakukan Tes Covid-19 Berbasis PCR
Hasilnya bisa lebih cepat diumumkan, sehingga rumah sakit bisa mengambil tindakan cepat yang diperlukan pada pasien, merawatnya sesuai prosedur Covid-19 apabila positif, atau memulangkan, memindahkannya ke ruang perawatan lain seandainya negatif.
Di Depok, angin segar itu mulai berembus. Salah satu rumah sakit milik negara di Depok, Jawa Barat yang didedikasikan untuk penanganan Covid-19, RS Bhayangkara, Brimob, Kelapa Dua, disebut telah menerima dua unit alat PCR yang diklaim cukup canggih.
RS Brimob menerima dua alat PCR baru ini pada Rabu (6/5/2020) lalu, dari pimpinan Korps Brimob.
Keduanya telah diuji coba pada Sabtu (9/5/2020) lalu untuk meneliti sampel swab lendir tenggorokan pasien Covid-19.
Wakil Direktur RS Brimob Kompol Arinando mengklaim, dua unit alat PCR yang baru diterima ini disebut sebagai TCM, kependekan dari tes cepat molekuler.
"PCR ada yang manual, butuh 5 sampai 6 jam untuk hasilnya keluar. Kalau TCM ini hanya butuh 45 menit," kata Arinando ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (11/5/2020).
Masih kata Arinando, kedua alat PCR yang mereka miliki dapat menguji setidaknya delapan sampel sekaligus dalam 45 menit.
Baca juga: Alat Tes PCR di RS Brimob Depok Diklaim Bisa Hasilkan 200 Pemeriksaan Sehari
Di atas kertas, ia meyakini bahwa kedua alat PCR anyar di RS Brimob tersebut sanggup memeriksa sekitar 200 sampel per hari.
Di samping menerima dua alat PCR, Arinando mengatakan bahwa pihaknya juga menerima kelengkapan pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR lain, seperti alat swab (pengambilan sampel lendir tenggorokan), virus transfer media (VTM), cartridge, dan lain-lain sebanyak 2.000 paket.
Meski punya kapasitas tes Covid-19 yang diklaim cukup besar, RS Brimob disebut belum menjadi laboratorium rujukan pemerintah untuk pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR.
Arinando berujar, untuk dijadikan sebagai laboratorium rujukan pemeriksaan PCR, pihaknya butuh izin dari pemangku kepentingan terkait di level kota dan provinsi.
Alhasil, kapasitas tes sebesar itu hanya dipakai sementara ini untuk pemeriksaan "internal" pasien yang dirawat di RS Brimob, yang jumlahnya menurut Arinando tak sampai 80 pasien saat ini.