“Jadi pada akhirnya kita sebenarnya secara tidak langsung beradaptasi dengan namanya si Covid, tapi memang protokolnya tidak bisa dilepas. Jadi protokolnya tetap dilakukan tapi ekonominya tetap jalan gitu,” tutur dia.
Presiden Jokowi sebelumnya meminta spesimen yang dites lewat polymerase chain reaction (PCR) diperbanyak.
Hal itu bertujuan untuk mengetahui jumlah riil penderita Covid-19 di Indonesia.
Instruksi tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui sambungan konferensi video, Senin (13/4/2020)
Namu sayangnya hal itu belum terealisasi. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui, target dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan 10.000 tes spesimen per hari dengan metode polymerase chain reaction (PCR) belum tercapai.
Doni menyebut, tes spesimen 10.000 per hari belum bisa dilakukan karena permasalahan terbatasnya sumber daya manusia yang bekerja di laboratorium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.