Berdasarkan data Worldometers per Selasa, Indonesia hanya mampu memeriksa 0,6 per 1.000 penduduk. Sementara itu, dari 1.000 penduduk, India sanggup memeriksa 1,2 orang; Pakistan 1,3 orang; Brazil 1,6 orang; dan Amerika Serikat 29 orang.
Di Asia Tenggara, sebagai perbandingan, Filipina memeriksa 1,6 dari 1.000 penduduk. Malaysia memeriksa 8 dari 1.000 penduduk.
Akibat kecilnya jumlah tes oleh pemerintah Indonesia, banyak kasus Covid-19 yang tidak terdeteksi.
Walaupun pemerintah mengonfirmasi 1.007 pasien meninggal akibat Covid-19 pada Selasa, namun ada ribuan pasien lain berstatus suspect (diduga terjangkit) Covid-19 meninggal dunia tanpa terkonfirmasi positif.
Baca juga: Gelombang Kedua Corona, Herd Immunity dan Strategi Indonesia Hadapi Pandemi
Reuters pada 27 April 2020 lalu melaporkan, sudah 2.212 penduduk Indonesia di 16 provinsi meninggal dengan status suspect karena hasil pemeriksaan laboratorium terhadap mereka belum dilakukan, akibat minimnya tes serta antrean panjang pemeriksaan di laboratorium.
Jakarta, misalnya. Sejak awal Maret 2020, tercatat ada 1.940 pemakaman hingga 12 Mei 2020 yang dilakukan dengan standar pemulasaraan jenazah pasien Covid-19. Padahal, jumlah kematian yang terkonfirmasi akibat Covid-19 hanya 457 kasus.
Dengan kemampuan deteksi kasus Covid-19 serendah ini, sulit dipercaya jika pemerintah sampai hati bermaksud menerapkan herd immunity.
“Enggak mungkin (pemerintah berharap pada herd immunity). Bisa menjadi bumerang, makan korban sendiri, karena yang terinfeksi harus lebih dari separuh penduduk. Jumlah penduduk kita ratusan juta. Jumlah kematian kan banyak yang tua-tua. Nanti kita enggak punya kakek atau enggak punya ayah lagi,” ujar Pandu.
Senada, dosen senior di Australian Centre for Precision Health, University of South Australia, Beben Benyamin mengungkapkan hal yang sama.
”Tanpa adanya vaksin yang efektif untuk mencegah Covid-19, mengandalkan terbentuknya herd immunity secara alami layaknya seperti bermain russian roulette. Jutaan nyawa menjadi taruhannya,” kata Beben dalam artikelnya berjudul ”Herd Immunity dan Penanggulangan Covid-19” (Kompas, 13 April 2020).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.