Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2020, 05:15 WIB
Jessi Carina

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 entah berakhir kapan. Puluhan kios yang menjajakan jasa permak pakaian di lantai dasar Plaza Metro Atom, Pasar Baru, Jakarta Pusat, tampak sepi menjelang Lebaran.

"Di sini ada sekitar 60 tukang permak, tapi sekarang hanya ada sekitar 5-6 orang saja," kata Imung, seorang tukang permak pakaian saat ditemui di kiosnya di Plaza Metro Atom, Jakarta Pusat, Rabu.

Sebagian besar dari mereka memilih pulang kampung. Penghasilan dari permak pakaian tak cukup untuk biaya hidup di kota yang sedang dilanda krisis.

Imung berkisah tentang ingatannya tahun lalu ketika pandemi Covid-19 belum ada. Dua pekan menjelang Lebaran, tempat ini ramai dikunjungi warga yang hendak merombak pakaian.

Baca juga: Dihukum Nyanyi Lagu Nasional, Pelanggar PSBB di Cempaka Putih: Malu Pak, Malu...

Suara mesin jahit menderu dari siang hingga subuh untuk memenuhi pesanan konsumen. Dalam sehari, bisa ada 13 potong pakaian yang harus dirombak.

Kawasan Pasar Baru terkenal sebagai salah satu sentra perbelanjaan aneka produk fesyen di DKI Jakarta, sejak tahun 1820 sampai sekarang. Terdapat banyak toko-toko pakaian di kawasan ini, seperti Matahari, Ramayana dan mall.

Menjelang Lebaran, konsumen yang berbelanja ke toko-toko pakaian di Pasar Baru seringkali mampir ke tempat permak di Plaza Metro Atom untuk merombak pakaian yang baru saja mereka beli.

Penghasilan yang awalnya bisa diraup hingga Rp300.000 per hari dari jasa permak pakaian, sekarang menukik turun sampai 90 persen.

Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menekan angka penyebaran virus corona membuat warga tak keluar rumah.

Baca juga: Sidak Takjil di Kelurahan Kartini, Satpol PP Temukan Makanan yang Mengandung Formalin

Hal itu berdampak terhadap jumlah pemesan pakaian permak.

"Tahun lalu, saya kerja dari pukul 10.00 WIB sampai malam, kadang juga bisa sampai sahur karena banyak pesanan. Kalau sekarang buka pukul 10.00, tutup pukul 16.00 WIB," ujarnya.

Deretan mesin jahit yang dibungkus kain mematung di depan kios-kios bersama manekin yang ditinggal para pemiliknya pulang kampung.

Saat ini pandemi Covid-19 telah membuat lantai dasar Plaza Metro Atom terkesan seram layaknya tempat zombie dalam serial permainan video Resident Evil.

Beberapa tukang permak yang masih bekerja mengaku terpaksa, sebab mereka tak nyaman jika hanya berdiam di kosan menunggu bantuan sembako datang.

Baca juga: Epidemiolog: Jangan Sampai Pemerintah Siasati Covid-19 dengan Herd Immunity

"Padahal tiket sudah saya beli untuk pulang kampung, tapi tiket itu hangus karena saya tak bisa pergi semenjak ada aturan pembatasan sosial berskala besar," kata Hadi, seorang tukang permak pakaian di Plaza Metro Atom.

Imung adalah warga Cilacap dan Hadi adalah warga Tegal yang terpaksa menunda agenda pulang kampung saat Lebaran.

Mereka lebih memilih bertahan hidup di Jakarta demi menekan angka penyebaran virus COVID-19 ke daerah.

Mereka tetap menjalankan jasa permak pakaian di tengah pandemi virus corona jenis baru, meskipun jumlah penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk makan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kelakar Kaesang soal 'Jersey' Bola | Penusuk Wanita di Dekat Central Park Pilih Korban secara Acak

[POPULER JABODETABEK] Kelakar Kaesang soal "Jersey" Bola | Penusuk Wanita di Dekat Central Park Pilih Korban secara Acak

Megapolitan
Penyidik KPK Bawa Benda Diduga Mesin Penghitung Uang ke Rumah Mentan Syahrul Yasin Limpo

Penyidik KPK Bawa Benda Diduga Mesin Penghitung Uang ke Rumah Mentan Syahrul Yasin Limpo

Megapolitan
Saksi Dengar Ledakan Sebelum Kebakaran Warteg di Gambir yang Tewaskan 2 Orang

Saksi Dengar Ledakan Sebelum Kebakaran Warteg di Gambir yang Tewaskan 2 Orang

Megapolitan
Mobil Keluar-Masuk hingga Advokat Datangi Rumah Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK

Mobil Keluar-Masuk hingga Advokat Datangi Rumah Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK

Megapolitan
Kebakaran di Gambir Tewaskan Dua Orang, Salah Satunya Sedang Tidur

Kebakaran di Gambir Tewaskan Dua Orang, Salah Satunya Sedang Tidur

Megapolitan
Suasana Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK, Tertutup Rapat dan Sepi

Suasana Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo yang Digeledah KPK, Tertutup Rapat dan Sepi

Megapolitan
Jalan Kaesang Maju Pilgub DKI Dinilai Terbuka Lebar Jika Direstui Jokowi

Jalan Kaesang Maju Pilgub DKI Dinilai Terbuka Lebar Jika Direstui Jokowi

Megapolitan
Bertemu Pedagang Tanah Abang, Mendag Sebut Penjual Online Kerap Terapkan 'Predatory Pricing'

Bertemu Pedagang Tanah Abang, Mendag Sebut Penjual Online Kerap Terapkan "Predatory Pricing"

Megapolitan
Kaesang Blusukan di Jakarta Usai Jadi Ketum PSI, Incar Kursi Gubernur DKI?

Kaesang Blusukan di Jakarta Usai Jadi Ketum PSI, Incar Kursi Gubernur DKI?

Megapolitan
Suhu Panas Melanda Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini, BMKG Ungkap Penyebabnya

Suhu Panas Melanda Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini, BMKG Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Kotornya Jembatan Stasiun LRT Dukuh Atas, Tisu hingga Masker Berserakan di Lantai

Kotornya Jembatan Stasiun LRT Dukuh Atas, Tisu hingga Masker Berserakan di Lantai

Megapolitan
Hanya Jual 3 Baju Sepekan, Pedagang Pasar Tanah Abang: Saya Malu Terima Gaji...

Hanya Jual 3 Baju Sepekan, Pedagang Pasar Tanah Abang: Saya Malu Terima Gaji...

Megapolitan
Kebakaran Warteg di Gambir Tewaskan Dua Orang, Diduga akibat Kebocoran Gas

Kebakaran Warteg di Gambir Tewaskan Dua Orang, Diduga akibat Kebocoran Gas

Megapolitan
Penuhnya Stasiun LRT Dukuh Atas Saat Hari Libur, Penumpang Antre 20 Menit untuk 'Tap Out'

Penuhnya Stasiun LRT Dukuh Atas Saat Hari Libur, Penumpang Antre 20 Menit untuk "Tap Out"

Megapolitan
Curhat Pedagang Tanah Abang ke Mendag Zulhas: Kami Kalah Saing dengan Barang Impor

Curhat Pedagang Tanah Abang ke Mendag Zulhas: Kami Kalah Saing dengan Barang Impor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com