Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Polisi Gadungan Tipu dan Culik Bocah SMP demi Handphone

Kompas.com - 15/05/2020, 05:43 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Sepak terjang pria berinisial I sebagai polisi gadungan harus berakhir di tangan polisi sungguhan.

Kini dia harus berurusan dengan hukum karena nekat menjadi polisi gadungan untuk menipu dan menculik dua pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berinisial A (14) dan N (14) untuk merampas telepon genggam dua bocah tersebut.

Modusnya, dia berpura-pura menahan dua anak tersebut dengan tuduhan telah melanggar peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Depok. 

Kemudian I membawa korban ke "kantor polisi" untuk menambah kesan meyakinkan bahwa dia adalah aparat penegak hukum.

Baca juga: Polisi Gadungan Tipu 2 Anak SMP, Pura-pura Penindakan Saat PSBB

Padahal, I sejatinya hendak merampas telepon genggam dan menurunkan dua anak tersebut di pinggir jalan dalam perjalanan menuju "kantor polisi".

Berikut beberapa fakta terkait modus kejahatan I si polisi gadungan yang beraksi saat PSBB di Kota Depok, Kamis (14/5/2020) kemarin.

1. Ancam tahan korban karena langgar PSBB

Semua berawal ketika A dan N sedang bermain di Taman Merdeka, Depok, Kamis, pukul 13.00 WIB.

Kala itu, I langsung menghampiri dan menegur dua anak tersebut karena berada di luar rumah saat penerapan aturan PSBB.

I menuduh kedua bocah SMP tersebut telah melanggar aturan PSBB, sehingga harus dibawa ke kantor polisi untuk diamankan. Pria berusia 25 tahun itu lantas membawa kedua anak tersebut dengan menggunakan sepedanya motor.

Baca juga: Kronologi Polisi Gadungan Bermodus Penindakan PSBB di Depok, Tipu dan Bawa Kabur 2 Bocah

"Ya sudah sini saya bawa dulu, saya tangkap, gitu. Dia ini modusnya PSBB," kata Wahyu selaku wartawan Kompas.com yang mendampingi korban saat dihubungi, Kamis (14/5/2020).

Namun, ketika di atas motor, korban A sempat menelepon keluarganya. Seketika itu telepon genggam A langsung diambil I.

"Nah si korban sempat telepon orangtuanya, bilang kalau dia disekap sama polisi. Nah, ngaku ditangkap," kata Wahyu.

2. Korban diculik dan dibawa berkeliling dari Jakarta hingga Ciputat

Wahyu menjelaskan bahwa polisi gadungan itu sempat membawa A dan N berkeliling. Niatnya ingin mencari tempat untuk memberhentikan dua anak tersebut di tengah jalan.

Bahkan, I sempat membawa kedua anak itu ke Jakarta Pusat.

Baca juga: Berniat Curi HP, Polisi Gadungan Bawa 2 Anak SMP dari Depok ke Ciputat Naik Motor

"Sempat dibawa ke Jakarta Pusat, kata si A. Kan aneh, kok dibawa Jakarta Pusat," kata Wahyu.

Setelah Berkeliling di beberapa tempat, sampailah I di kawasan Jalan Raya Ciputat, Jakarta Selatan.

3. Sempat masuk ke Kompleks Polri

Setelah beberapa jam perjalanan, motor yang dikendarai I pun akhirnya berbelok ke Kompleks Polri di kawasan Ciputat.

"Jadi biar korban percaya kalau akan ditahan polisi," ucap Wahyu.

Namun, hal tersebut justru jadi bumerang bagi I. Dia diberhentikan oleh petugas karena masuk kompleks dengan membonceng dua orang.

"Saat diberhentikan, dia diperiksa sama petugas di pos. Ditanya-tanya, di situlah terungkap semua," kata Wahyu.

I akhirnya diamankan di Polsek Kebayoran Lama.

4. Beda keterangan dengan polisi

Keterangan Wahyu sedikit berbeda dengan keterangan pihak Polsek Kebayoran Lama.

Kanit Polsek Kebayoran Lama Iptu Dimas Arki Jatipratama, mengatakan bahwa I tidak diberhentikan saat memasuki Kompleks Polri.

Dia justru diberhentikan di check point Jalan Ciputat Raya karena tidak menggunakan masker dan berbonceng tiga saat berkendara.

Baca juga: Polisi Gadungan yang Bawa Kabur 2 Bocah SMP Ditangkap Saat Melintas di Check Point

Saat diberhentikan, polisi pun memeriksa I.

"Jadi ketangkap di check point. Nah ditanya, 'Kamu ngapain bertiga tiga?'. Nah ceritalah si kecil ini (korban), kan ketahuan lah di situ," kata Dimas saat dikonfirmasi, Kamis (14/5/2020).

I seperti kehabisan kata-kata saat diberondong pertanyaan oleh aparat. Karena bertindak mencurigakan, I dibawa ke Polsek Kebayoran Lama untuk dimintai keterangan.

I dan kedua korban pun dibawa ke Polres Depok untuk ditangani lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com