Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Covid-19 di Depok akan Diperbanyak, IDI: Jangan Takut Angka Positif Besar

Kompas.com - 15/05/2020, 13:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto menyebutkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan, Kota Depok akan memiliki lebih banyak laboratorium pemeriksaan Covid-19 berbasis PCR.

Selain RS Universitas Indonesia yang saat ini menjadi satu-satunya laboratorium rujukan di Depok, RS Brimob, Labkesda Kota Depok, serta sejumlah rumah sakit swasta diperkirakan akan menyusul ditetapkan sebagai laboratorium rujukan, setelah proses birokrasi rampung.

Bertambahnya jumlah laboratorium pemeriksaan akan memperbesar kapasitas tes dan deteksi Covid-19 di Depok.

Baca juga: IDI: Kasus Covid-19 di Depok Masih Fluktuatif, Bukan Melandai

Konsekuensinya, tren kasus Covid-19 di Depok yang diklaim perlahan melambat bisa jadi melonjak angkanya karena bertambahnya jumlah tes dan deteksi.

"Kalau kita mau cari grafik yang akurat, rata-rata tes itu 10 persen dari jumlah total penduduk kita, sehingga di Depok sekitar 240.000-an," ujar Alif kepada Kompas.com pada Jumat (15/5/2020) pagi.

Pekan lalu, Wali Kota Depok mengklaim akan melakukan tes Covid-19 terhadap warganya secara masif dalam waktu dekat, menggunakan metode tes swab berbasis PCR.

Namun, hingga hari ini, ia belum mengumumkan kapan wacana tersebut akan diselenggarakan.

Sejauh ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok yang dikomandoi Idris masih mengandalkan pemeriksaan massal berbasis rapid test (uji cepat), yang hasilnya kurang akurat.

Depok tertinggal dari Kota Bekasi, sebagai contoh, yang telah menggelar tes Covid-19 massal secara acak berbasis PCR di tempat umum dan berhasil menjaring belasan warganya positif Covid-19.

Jangan takut angka besar

Alif menjelaskan, prinsip utama penanggulangan Covid-19, termasuk di Depok, ialah secepat dan sebanyak mungkin melakukan pemeriksaan, pelacakan kasus, dan isolasi.

Ketiganya berlangsung secara berurutan. Artinya, isolasi dan pelacakan kasus tidak bisa masif seandainya kapasitas tes atau pemeriksaan Covid-19 masih minim.

Ia menilai, pemerintah tidak perlu gusar jika tes yang masif kelak membuat angka kasus Covid-19 meroket.

Baca juga: [UPDATE] Covid-19 14 Mei: Depok Tambah 4 Pasien Positif dan 1 Suspect Wafat

"Jangan takut dengan angka yang cukup banyak. Justru dengan hasil positif yang banyak, dan banyak orang yang sudah diketahui positif, itu malah meningkatkan kesadaran soal keamanan kita," ungkap Alif.

"Karena kalau yang positif sudah ketahuan semua, kita bisa isolasi, sambil tracing (melacak) yang lain, bisa kita pantau yang isolasi," tambah dia.

Memang, jika temuan kasus Covid-19 tiba-tiba membesar, ada kekhawatiran sistem kesehatan Kota Depok akan keteteran.

Namun, Alif berpendapat bahwa saat ini sistem tersebut relatif lebih baik, dengan adanya belasan rumah sakit pemerintah dan swasta yang melayani pasien Covid-19.

"Kalau kita pantau di Depok, beberapa RS memang mengalami penurunan okupansi pasien. Tapi, tidak bisa dilihat begitu saja. Bisa karena sekarang banyak rumah sakit yang handle, jad sudah tidak sepadat dulu," ucap dia.

Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan rumah sakit khusus isolasi mandiri pasien Covid-19 di Depok, yang tidak dapat diisolasi mandiri di rumahnya, yakni RS Hasanah Graha Afiah (HGA) dan RS Citra Medika.

"Maka tidak usah khawatir. Dengan itu, semua masalah akan selesai," ujar Alif.

"Jangan sampai ujung-ujungnya Covid-19 ini seperti demam berdarah dan malaria, musiman dan berkepanjangan. Covid-19 kan pertama ditemui di Depok, kita juga pengin berakhir pertama kali di Depok," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com