Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Baru Culik Anak Saat PSBB, KPAI: Polisi Harus Preventif, Jangan Kejadian Dulu Baru Sadar

Kompas.com - 15/05/2020, 15:32 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus polisi gadungan yang kelabui dua anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mencuri handphone dianggap fenomena kejahatan baru.

Sebab, pelaku memanfaatkan situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menjadikan anak-anak sebagai korban.

Komisioner Bidang Trafficking dan Eksploitasi Anak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah pun meminta aparat penegak hukum untuk segera beradaptasi dan mengantisipasi modus baru yang mungkin muncul di tengah pandemi Covid-19.

"Sebenarnya harus preventif dulu ya, janganlah kejadian dulu baru kita tersadarkan. Yang saya mau sampaikan adalah semua kebijakan PSBB ini harus terintegrasi dengan kesehatan dan keamanan di tengah masyarkat,” kata Ai Maryati saat dihubungi, Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Jalan Panjang Polisi Gadungan Tipu dan Culik Bocah SMP demi Handphone

Dia menilai naiknya tindak kriminal berbanding lurus dengan permasalahan ekonomi yang melanda warga di tengah pandemi Covid-19.

Dengan naiknya angka kriminaliitas ini, anak bisa jadi target para oknum untuk dijadikan alat ataupun korban tindak kriminal.

“Banyak yang terdampak ekonomi akhirnya menghalalkan segala cara dan menyasarnya ke anak-anak. Seharusnya dari awal kepolisian harus sudah punya rancangan itu,” tambah dia.

Dia berharap penyelenggaraan PSBB bisa sejalan dengan tingkat keamanan fisik warga, terutama anak-anak. Selain menjaga berjalannya PSBB, dia berharap polisi dapat bertindak tegas dalam menangani kasus kriminal yang menimpa anak selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Kronologi Polisi Gadungan Diduga Culik 2 Anak di Depok, Pura-pura Tindak Pelanggaran PSBB

“Aparat harus punya strategi bahwa integralisasi fisik keamanan dalam situasi Covid seperti ini harus meningkatkan pada aspek keamanan dari kelompok kelompok yang menyasar yang notabene usia anak,” ucap dia.

Kronologi kasus

Sebelumnya, polisi gadungan berinisial I sempat menjalankan aksinya menipu dua anak SMP berinsial A (14) dan N (14).

I berencana membawa dua anak SMP dengan sepeda motor dan menurunkan mereka di pinggir jalan.

Setelah itu, barulah I merampas handphone milik korban.

Kejadian bermula ketika kedua korban berada di Taman Merdeka, Depok, pada Kamis (14/5/2020) pukul 13.00 WIB.

Baca juga: Polisi Gadungan yang Bawa Kabur 2 Bocah SMP Ditangkap Saat Melintas di Check Point

Saat itu, I datang menghampiri kedua korban. Ia menegur kedua remaja itu karena masih berkumpul di luar rumah saat penerapan PSBB.

I yang mengaku sebagai polisi pun menahan kedua anak ini karena dianggap melanggar PSBB. Dia membawa kedua anak tersebut menggunakan sepeda motornya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com