Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jungkir Balik Camat Tangani Lonjakan Covid-19 di Pademangan, Pusing Hadapi Warga yang Menolak Dites...

Kompas.com - 19/05/2020, 07:45 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Jadi saya tidak takut kalau Kecamatan Pademangan wah angkanya tinggi, saya pikirannya enggak begitu. Saya demi melindungi warga saya, penanganannya bakal lebih mudah ketika mereka masih sehat," ucap dia.

Benar saja, dari hasil rapid test tersebut, banyak sekali temuan di lapangan warga yang ternyata positif. Hampir setiap hari rapid test dilakukan, ada yang dinyatakan positif.

Dari 1.445 sampel rapid test, ada 593 orang yang dinyatakan reaktif. Angka tersebut yang kemudian memunculkan angka 150 pasien positif Covid-19.

Untungnya, kebanyakan dari mereka merupakan orang tanpa gejala (OTG) sehingga bisa tertangani dengan baik.

Buat dapur umum untuk mereka yang isolasi mandiri

Dari ratusan pasien positif tersebut, Mumu mengatakan bahwa sebagian di antara mereka menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Mulanya, para warga yang isolasi mandiri itu mendapat bantuan makanan siap saji dari Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Namun, bantuan itu hanya berlangsung selama 14 hari. Setelah itu, warga terdampak Covid-19 ini harus kembali mencari makanan sendiri.

Baca juga: Mal di Jakarta Dijadwalkan Kembali Beroperasi 8 Juni 2020

Kondisi seperti itu tentu dianggap mengkhawatirkan karena warga yang terinfeksi tersebut bisa kembali berinteraksi dengan orang lain ketika ia mencoba memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menyadari hal tersebut, Mumu lantas mengajak PNS yang ada di Kecamatan dan Kelurahan untuk urunan demi memenuhi kebutuhan keluarga pasien positif tersebut.

"Awalnya kita belikan sembako 100 paket. Cuma waktu selesai bagikan sembako itu saya mikir mereka enggak bisa keluar cari untuk yang dimasak. Kepikiran saya, ya sudah bikin dapur umum. Jadi ya saya mulai aja dulu, nanti juga ada yang bantu kok," ujar Mumu.

Mumu lantas mengajak ibu-ibu PKK yang ada di Kecamatan Pademangan untuk memasak di dapur umum tersebut.

Dengan prinsip gotong royong yang tinggi, ibu-ibu PKK tersebut sampai membawa sendiri peralatan masak mereka untuk menolong sesama.

"Dari dana yang ada, saya hitung cuma kuat lima hari itu palingan. Tapi, ada yang tahu, banyak teman yang bantu mulai dari suplai elpiji, dana juga, wah lumayan ini," tutur Mumu.

Baca juga: Mal di Jakarta Siap Beroperasi Kembali dengan Protokol Kesehatan

Akhirnya dapur umum inilah yang menanggung gizi sehari-hari warga yang sedang isolasi mandiri, ataupun mereka yang terdampak karena keluarganya sedang diisolasi di rumah sakit hingga hari ini.

Pendistribusian makanan siap saji ini juga sebagai bentuk kontrol aktivitas warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com