Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Camat Luruskan Mispersepsi Covid-19 di Masyarakat, dari Isu Relaksasi PSBB hingga Teori Konspirasi

Kompas.com - 19/05/2020, 08:44 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir tiga bulan sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia.

Sejak hari itu, jumlah pasien positif masih terus bertambah setiap harinya.

Berbagai aturan dan kebijakan terus diterbitkan guna menekan penyebaran virus corona ini.

Namun sayangnya, berbagai aturan ini tidak dipahami sepenuhnya oleh masyarakat dan malah menimbulkan kesalahpahaman.

Hal ini dialami oleh Camat Pademangan Mumu Mutjahid. Kata dia, warganya memiliki pemahaman masing-masing terkait virus ini sehingga sulit mengajak mereka menekan penyebaran Covid-19.

Baca juga: Jungkir Balik Camat Tangani Lonjakan Covid-19 di Pademangan, Pusing Hadapi Warga yang Menolak Dites...

"Masyarakat punya persepsi sendiri. Ada yang bilang pelonggaran PSBB lah dan sebagainya. Saya selalu jelaskan enggak ada perbedaan antara pemerintah pusat dan daerah. Tapi masyarakat merasa punya sumber informasi sendiri," ujar Mumu.

Hal itu yang dirasakan Mumu ketika menghadapi warga Kecamatan Pademangan yang angka pasien positif Covid-19 terbilang tinggi, yakni mencapai 150 orang.

Belum lagi masalah berbagai pandangan terhadap isu sensitif terkait pelarangan ibadah secara berjemaah di masjid seperti Shalat Jumat dan Tarawih.

"Ada yang bilang 'Pak MUI katanya boleh,' (saya jawab) 'berarti teman-teman dengarnya sepotong-sepotong. Coba lihat di fatwa MUI-nya, apakah sudah dibaca belasan halaman itu? Saya sudah. Di situ kan dibilang kalau zona hijau boleh, tapi kan Pademangan merah'," ucap Mumu.

Baca juga: Kecamatan Pademangan Catat 150 Kasus Positif Covid-19 Per Hari Ini

Belum lagi terkait teori konspirasi yang muncul namun dipahami setengah-setengah oleh warga masyarakat.

Banyaknya informasi sepotong-sepotong tersebut menyulitkannya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.

"Yang lebih susah itu memang masalah sosial kemasyarakatannya dibanding masalah Covid-19 itu sendiri," ujar Mumu.

Menghadapi realita itu, Mumu terpaksa bertindak tegas di wilayah yang dipimpinnya. Pengawasan dan penindakan dibantu aparat dari kepolisian dan TNI terus digencarkan demi melindungi warga.

Ia berharap masyarakat bisa lebih sadar bahwa virus corona ini nyata adanya dan telah menjangkit ratusan warga di Kecamatan Pademangan.

Masyarakat juga diharapkan bisa lebih cerdas dalam menelaah informasi yang mereka terima ketimbang banyak berspekulasi tapi justru membahayakan diri sendiri.

Baca juga: Tak Pakai Masker, Pelanggar PSBB di Kota Tangerang Dihukum Sapu Jalan

Adapun di Kecamatan Pademangan, Kecamatan Pademangan mencatatkan angka 150 pasien positif Covid-19 per hari ini.

Sebanyak 150 pasien positif itu ditemukan dari total 593 swab test yang telah dilakukan bagi warga Kecamatan Pademangan.

Kelurahan yang paling banyak pasien positif Covid-19 di kecamatan ini ialah Kelurahan Pademangan Barat dengan 115 kasus, Pademangan Timur 18 kasus, dan terakhir Ancol dengan 17 kasus.

Selain itu ada 79 orang yang masih menunggu hasil dari swab test.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang Sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com