JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sejatinya seluruh masyarakat dibatasi aktivitasnya serta diimbau mengurangi kegiatan di luar rumah. Tujuanya tentu saja untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Namun, pembatasan itu justru tidak tecermin di masyarakat. Beberapa tempat, pusat perbelanjaan hingga bandara, misalnya, malah terlihat ramai dan padat menjelang Lebaran.
Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida berpandangan bahwa hal itu terjadi karena Lebaran merupakan tradisi yang sudah melekat di masyarakat dari generasi ke generasi.
Baca juga: Berdesakan, Petugas Bubarkan Kerumunan Warga yang Beli Baju Lebaran
Begitu pula dengan "ritual" yang menyertainya, seperti silaturahim dengan mudik, berbelanja sandang baru, dan pangan yang khas, serta pemberian insentif Lebaran. Jika tidak dilakukan, masyarakat akan merasa kehilangan makna atau esensi dari hari raya Idul Fitri.
“Sebagai tradisi yang sudah menjadi rutin bak ritual tahunan, secara sosiologis bisa mengalami degradasi makna. Artinya, masyarakat melakukannya lebih karena ‘emosi’-nya, bahkan kadang kehilangan rasionalitasnya,” ujar Ida, Rabu (20/5/2020).
Ida mengatakan, kondisi tersebut terlihat dari cara masyarakat yang cenderung tak peduli akan risikonya dalam menyikapi Lebaran di tengah pandemi saat ini.
Baca juga: Pedagang Nekat Jualan di Pasar Tanah Abang karena Lihat Peluang Jelang Lebaran
Menurut dia, kondisi ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan bahaya penularan Covid-19 dan implementasi PSBB yang tidak ketat.
“Lalu bak gayung bersambut dengan kuatnya emosi ber-Lebaran. Tidak heran jika pasar bandara dan lain-lain tidak menunjukkan suasana pandemi Covid-19,” ungkap Ida.
Pandemi Covid-19, lanjut dia, merupakan kondisi abnormal yang kurang dipahami atau masuk nalar semua lapisan masyarakat. Di sisi lain, mereka mendapatkan informasi yang seolah-olah menunjukkan situasi sudah relatif aman.
Baca juga: Wakil Wali Kota Jakpus: Lagi Covid-19 Malah Ramai ke Tanah Abang...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.