Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Suwardi Raup Rp 30.000 dari Ngojek, Sulit Penuhi Biaya Sekolah Si Sulung

Kompas.com - 20/05/2020, 12:16 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Etika tersebut masih dipegang erat oleh para ojek konvensional yang saat ini terdampak pandemi sekalipun. Ada perasaan senasib–nasib getir ketika pemasukan harian masing-masing dari mereka betul-betul terjun bebas dan menghadapi ketidakpastian selalu.

Etika itu pula yang membuat Suwardi dan kolega enggan mencari penumpang di luar pangkalannya, sekalipun pangkalannya kini begitu sepi.

“Di luar kan kagak sembarangan juga kita. Enggak ada namanya ojek konvensional datang (ke area ‘milik’ pangkalan lain) kucuk-kucuk narik penumpang. Mereka kan punya aturan juga. Kami tidak seperti itu,” ungkap dia.

“Mengacu keberadaan kami di sini, pangkalan kami di sini, identitas kami di sini. Tahu sendiri lah, keadaan sama-sama seperti ini,” tutur Suwardi.

Baca juga: Cerita Pengusaha Rental Mobil di Tangsel, Pendapatan Merosot 95 Persen Saat Pandemi Covid-19

Ia kemudian blak-blakan soal keadaan rekan-rekan sejawatnya saat ini. Ada yang betul-betul menganggur di rumah, ada yang membantu istrinya menjual panganan kecil mumpung bulan Ramadhan, ada yang mencari pekerjaan serabutan di luar sana.

Beberapa merasa itu lebih baik ketimbang menghabiskan waktu sekadar buat meunggu penumpang di pangkalan, sedangkan yang dtunggu tak kunjung muncul.

“Banyak yang mereka enggak bisa narik sama sekali. Makanya mereka datang (ke pangkalan) malas juga. Ngapain cuma nongkrong doang, tapi tidak ada penumpang?”

Studi anak

Masalah kian pelik karena rata-rata ojek konvensional terbiasa menjadi tulang punggung keluarga. Suwardi dan rekan tidak hidup sendiri. Ada tanggungan keluarga yang harus dipikirkan.

Pikiran itu kini mencengkeram kepala Suwardi. Puyeng, katanya.

“Bukannya kami enggak mikirin Lebaran atau keluarga. Istri di rumah sudah mengeluh terus. Anak saya kelas 3 SMK, tidak terjangkau untuk saya bayar ujiannya. Tidak kebayar, Mas, Rp 3 juta saja saya tidak bisa bayar,” kata Suwardi.

“Sampai sekarang belum ada solusinya. Makanya saya juga lagi puyeng banget. Sudah begitu anak juga pengin melanjutkan studi (kuliah),” aku dia.

Baca juga: Dipungut Biaya Rapid Test Rp 300.000, Penumpang: Uangnya Hanya Cukup buat Makan

Suwardi bilang, bocah sulungnya kini bersiap menempuh kuliah di salah satu universitas swasta. Ia sudah lulus beberapa tahap pendaftaran dan kini berhadapan dengan satu tahap menentukan: pembayaran biaya daftar.

Namun, impian si sulung terjegal keadaan kocek bapaknya. Dengan penghasilan mentok Rp 30.000 sehari, bagaimana Suwardi bisa melunasi uang pendaftaran masuk kuliah sebesar Rp 2,9 juta yang sedikit lagi jatuh tempo?

Belum lagi, bapaknya juga masih menunggak biaya ujian di SMK si sulung. Surat kelulusan sulung Suwardi hingga kini masih ditahan. Impian si sulung untuk berkuliah dalam ancaman.

“Sampai waktunya sudah ditentukan sekarang saja, saya belum bisa bayar. Makanya saya juga lagi pusing banget. Bingung. Dalam artian, bagaimana ini? Cari solusi ke kanan-kiri juga sudah loss. Blank,” ucap Suwardi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com