BEKASI, KOMPAS.com - Soraya, salah seorang warga negara Indonesia (WNI) menceritakan kekecewaannya ketika baru tiba di Tanah Air.
Ia menilai, kondisi tempat karantina yang disiapkan Pemerintah kurang memadai.
Salah satunya, Asrama Haji Bekasi yang disiapkan Pemerintah sebagai lokasi isolasi WNI yang baru kembali dari luar negeri.
Soraya saat itu dikarantina selama enam hari bersama dua anaknya yang masih kecil dan suaminya setelah kembali dari Hongkong.
Soraya menilai, kondisi fasilitas di Asrama Haji Bekasi kurang dipersiapkan.
“Apalagi di awal datang (saya kecewa). Seperti kelihatannya kurang persiapan,” kata Soraya kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).
Baca juga: Saling Lempar, Anggaran Formula E Belum Bisa Ditarik untuk Covid-19
Ia bercerita, ketika sampai di Asrama Haji dari Bandara Soetta pada 14 Mei 2020, ia kaget melihat kamar tampak sangat kotor seperti tidak pernah dibersihkan.
Meja, lantai, hingga kasur penuh dengan debu.
Akhirnya, ia harus membersihkan kamar tersebut agar layak ditempati oleh keluarganya.
Menurut dia, aturan protokol kesehatan yang harus keluarganya lewati selama lima jam di Bandara Soetta sudah sangat melelahkan.
Sayangnya, ketika sampai di tempat karantina, ia belum bisa langsung berisitirahat.
“Kondisi baru landing dengan dua anak ditambah lima jam ikuti semua protokol kesehatan hingga sampai di Asrama Haji, itu sangat melelahkan sekali. Kami harus mengepel seluruh lantai dan mengelap meja yang memang sangat kotor,” kata Soraya.
Baca juga: Perjalanan Bertambahnya Zona Hijau Bebas Covid-19 di Kota Bekasi, dari 6 Menjadi 38 Kelurahan...
Usai membersihkan seluruh kamar, ia melihat AC atau pendingin ruangan di kamarnya mati. Bahkan air wastafel di kamar tidak berfungsi.
Wanita 31 tahun ini sempat mengeluhkan fasilitas yang didapatkannya di Asrama Haji. Namun para petugas tak bisa berbuat banyak.
Pasalnya, petugas baru ditugaskan ke Asmara Haji satu hari sebelum para WNI datang.