Adapun saat karantina, ia membawa anaknya yang berusia sembilan bulan dan 6 tahun.
“Saya khawatir kesehatan anak-anak saya. Dari awal kedatangan saya mempertanyakan soal kewajiban karantina untuk anak dan bayi. Bagaimana mungkin saya bisa tenang ketika anak saya harus karantina di gedung yang sama dengan 200 ODP dewasa lainnya yang jelas-jelas berisiko,” ujarnya.
“Bukankah lebih baik anak-anak saya karantina mandiri di rumah bersama keluarga? Saya sampai ajukan opsi ke petugas di asrama biar saya dan suami saja yang dikarantina, anak-anak bisa dijemput keluarga, tapi enggak bisa,” tambah dia.
Namun, kekhawatirannya lega setelah melihat hasil tes swab PCR (polymerase chain reaction) ia dan keluarganya negatif Covid-19.
Menurut dia, seluruh yang dikarantina di Asrama Haji saat itu hasil tes swabnya negatif.
Setelah hasil swab PCR dinyatakan negatif, mereka diperbolehkan pulang.
“Pas melihat hasil swabnya negatif, saya cukup lega hingga sampai rumah,” kata dia.
Ia berharap Pemerintah bisa mempersiapkan lebih matang fasilitas karantina layak untuk para WNI saat kembali ke tanah air, khususnya buat anak-anak.
“Semoga ini bisa menjadi evaluasi dari Pemerintah untuk meningkatkan fasilitas. Apalagi untuk anak dan bayi. Jika ternyata anak dan bayi harus ikut dikarantina bersama ODP dewasa lainnya, buatlah semua proses itu ramah bayi,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.