Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekecewaan WNI dari Luar Negeri, Tak Ada Karantina Ramah Anak Saat Pulang ke Tanah Air

Kompas.com - 22/05/2020, 13:10 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

“Saya khawatir saat di asrama, kebanyakan teman-teman PMI ini tidak melakukan social distancing. Mereka setiap hari berkumpul untuk ngopi pagi atau sekedar ngobrol di ruang tamu lantai atau di lobi bawah. Ada yang pakai masker, ada yang enggak. Ini sangat berisiko,” kata dia.

Baca juga: Tren Kasus Positif Covid-19 Selama 2 Periode PSBB di Jakarta, Grafik Masih Naik Turun

Namun, kekhawatirannya lega setelah melihat hasil tes swab PCR (polymerase chain reaction) ia dan keluarganya negatif Covid-19.

Menurut dia, seluruh yang dikarantina di Asrama Haji saat itu hasil tes swabnya negatif.

Setelah hasil swab PCR dinyatakan negatif, mereka diperbolehkan pulang.

“Pas melihat hasil swabnya negatif, saya cukup lega hingga sampai rumah,” kata dia.

Ia berharap Pemerintah bisa menyiapkan fasilitas karantina buat anak-anak. Ia juga minta Pemerintah bisa menjelaskan kewajiban karantina anak.

Sebab di protokol kesehatan pemulangan WNI yang dialaminya dari awal tidak ada yang mengikuti aturan protokol tentang anak.

Baca juga: Kronologi Bentrokan Dua Ormas di Bekasi, Berawal dari Tagihan Kopi yang Tak Dibayar

“Kalau pun ternyata anak dan bayi harus ikut dikarantina bersama ODP dewasa lainnya, buatlah semua proses itu ramah bayi. Enam hari kami dikarantina, hanya 1 kali kami mendapat prioritas pelayanan yaitu saat pemulangan,” kata dia.

Ia juga meminta Pemerintah bekerja sama dengan pihak maskapai untuk mengingatkan calon penumpang agar membawa hasil swab PCR dari negara asal, sehingga WNI yang pulang ke tanah air tidak perlu dikarantina di fasilitas pemerintah.

“Jadi kalau gitu kami (WNI) tidak jadi beban pemerintah. Sediakan juga nomor kontak yang bisa diihubungi di tiap-tiap tempat karantina,” kata dia.

“Buat banner-banner yang jelas soal protokol kesehatan, seperti jangan keluar kamar untuk berkumpul, selalu gunakan masker. Jangan sampai dikarantina malah meningkatkan resiko tertular,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com